REPUBLIKA.CO.ID,JERUSALEM -- Lima puluh tahun setelah Perang Yom Kippur, yang dimulai dengan serangan mendadak terhadap Israel oleh Mesir dan Suriah, militan Palestina melancarkan serangan besar-besaran. Aksi ini juga termasuk yang tidak terduga, yang berlangsung pada hari raya Yahudi lainnya.
Baru-baru ini, ketegangan meningkat di Jalur Gaza. Meski demikian terjadi kebijaksanaan konvensional, bahwa baik Hamas selaku kelompok Islam yang berkuasa di sana maupun Israel, tidak menginginkan eskalasi.
Di balik kesenyapan ini, Hamas ternyata telah merencanakan operasi yang canggih dan terkoordinasi. Rentetan roket diluncurkan, yang beberapa diantaranya mencapai Yerusalem dan Tel Aviv, serta para pejuang Palestina memasuki Israel selatan melalui laut, darat dan udara.
Mereka telah mengepung kota-kota dan pos-pos tentara Israel selama berjam-jam. Aksi yang dilakukan juga membunuh banyak orang dan menyandera sejumlah warga sipil dan tentara Israel, untuk disandera di Gaza.