REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Brasil Mauro Vieira mengatakan, negaranya, selaku pemegang kursi kepresidenan Dewan Keamanan PBB bulan ini, akan melipatgandakan upaya menghentikan spiral kekerasan antara Israel dan Palestina. Brasil pun bakal berupaya membuka hambatan dalam proses perdamaian kedua negara tersebut.
“Di bawah kepresidenan Brasil di Dewan Keamanan PBB, pada bulan Oktober ini kami akan melipatgandakan upaya multilateral untuk membendung spiral kekerasan dan membuka hambatan terhadap proses perdamaian,” kata Vieira saat memberikan konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di gedung Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Senin (9/10/2023).
Vieira menambahkan, dinamika yang terjadi saat ini antara Israel dan Palestina tidak dapat dipertahankan. “Solusi diperlukan untuk mengatasi situasi ini, dengan Palestina dan Israel hidup berdampingan dalam perdamaian serta keamanan di batas-batas yang disepakati bersama dan diakui secara internasional,” ucapnya.
Dalam pernyataannya, Vieira mengecam serangan yang dilancarkan terhadap Israel. “Semua pihak harus segera menghentikan kekerasan dan menahan diri semaksimal mungkin untuk menghindari eskalasi lebih lanjut,” ujarnya.
Pada Sabtu (7/10/2023) lalu ratusan anggota Hamas berhasil melakukan infiltrasi ke wilayah Israel yang berbatasan dengan Jalur Gaza. Infiltrasi dilakukan sesaat setelah Hamas meluncurkan serangan roket. Militer Israel memperkirakan terdapat sekitar 3.500 roket yang ditembakkan dari Gaza.
Ratusan anggota Hamas yang berhasil memasuki wilayah Israel kemudian melakukan serangan ke beberapa kota di dekat perbatasan Gaza. Hamas dilaporkan melakukan penyerbuan ke 22 lokasi di Israel selatan pada Sabtu pagi, termasuk kota-kota dan komunitas kecil sejauh 24 kilometer dari perbatasan Gaza. Pada momen tersebut, serangan roket juga tetap dilancarkan dari Gaza ke wilayah Israel selatan dan tengah.
Hamas menyebut serangan roket dan infiltrasi ke Israel sebagai Operation Al Aqsa Flood. Mereka mengatakan, operasi itu diluncurkan sebagai respons atas penyerbuan ke Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan pemukim. Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), hingga berita ini ditulis, lebih dari 700 warga Israel tewas akibat serangan Hamas. Sementara korban luka mencapai 2.100 orang.
Merespons operasi serangan Hamas, Israel telah meluncurkan Operation Swords of Iron dan membombardir Jalur Gaza. Target utamanya adalah markas atau situs lainnya yang berkaitan dengan Hamas. Menurut otoritas kesehatan di Jalur Gaza, serangan Israel telah menyebabkan 436 warga di sana meninggal. Sebanyak 91 di antaranya merupakan anak-anak.
Menurut Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), serangan Israel ke Jalur Gaza juga memaksa 74 ribu warga di sana mengungsi. Mereka berlindung di sekolah-sekolah, termasuk 64 tempat penampungan UNRWA.