REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, mengungkapkan, dampak El Nino masih akan terjadi sampai pada sekitar Februari dan Maret 2024. Saat ini, Indonesia tengah berada di puncak dampak El Nino, yakni pada periode September dan Oktober 2023, yang menyebabkan suhu panas semakin terasa.
“BMKG memprediksi dampak El Nino akan sampai pada sekitar Februari dan Maret tahun 2024,” ujar Mahfud usa Rapat Koordinasi Khusus Tingkat Menteri tentang Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, Senin (9/10/2023).
Mahfud mengatakan, puncak dari dampak El Nino terjadi pada periode September dan Oktober 2023, yang mana saat ini tengah berlangsung di Indonesia. Akibat dari puncak dampak El Nino itu, terjadi suhu yang panas karena hampir tidak ada awan hujan. Sinar matahari pun langsung mengenai tubuh karena tidak ada tameng awan.
“Agar kita semua waspada, karena hari-hari ini masih berada di puncak El Nino dan masih akan berlangsung cukup lama,” tegas mantan ketua Mahkamah Konstitusi itu.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menjelaskan, kemarau yang terjadi di wilayah Indonesia biasanya dikontrol oleh angin kering dan angin dingin yang berasal dari Australia. Tapi pada kemarau kali ini, ada pengaruh dari fenomena El Nino yang berasal dari Samudera Pasifik dan Indian Ocean Dipole.
“El Nino nmasih akan berlansung hingga awal tahun depan, sampai Februari-Maret atau Maret-April. Namun, kemaraunya diprediksi berakhir secara bertahap mulai Oktober,” kata Dwikorita.