REPUBLIKA.CO.ID, LIMA PULUH Kota -- Kawasan Kelok Sembilan di Kabupaten Lima Puluh Kota, termasuk salah satu kawasan ikonik di Provinsi Sumatra Barat. Wilayah ini dinamai Kelok Sembilan karena di jalur yang tepatnya berada di Jorong Ulu Air, Nagari Harau, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, terdapat sembilan kelok atau tikungan tajam.
Di jalur ini dulu kerap terjadi kemacetan karena selalu padat dilintasi kendaraan dari Pekanbaru, Riau menuju Padang, Sumatra Barat, dan sebaliknya. Jalur ini cukup indah dan menjadi objek wisata karena berada di antara Cagar Alam Air Putih dan Cagar Alam Harau.
Di sekitar Jalan Kelok Sembilan saat ini telah dibangun jembatan layang sepanjang 2,5 km. Jembatan ini membentang meliuk-liuk menyusuri dua dinding bukit terjal dengan tinggi tiang-tiang beton bervariasi mencapai 58 meter.
Terhitung, jembatan ini enam kali menyeberangi bolak balik bukit. Jembatan ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Oktober 2013.
Namun, di balik keindahan dan nilai estetika Kelok Sembilan, jalur ini juga kerap menelan korban jiwa. Walau kondisi jalan sudah mulus, masih saja sering terjadi kecelakaan tunggal.
Pada Februari 2023, terjadi kecelakaan tunggal yang dialami truk Hino bernomor polisi BA 8195 QX. Truk ini menabrak pembatas jalan layang di Kelok 9 pada Selasa (14/2/2023). Akibatnya seorang penumpang meninggal dunia. Sedangkan sopir dan satu lagi penumpang lain mengalami luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit.
Terbaru, berjarak sekitar 4,5 kilometer dari Kelok Sembilan, tepatnya di Lubuk Bangku, Kecamatan Payakumbuh, juga terjadi kecelakaan maut yang mengakibatkan tiga orang tewas. Tiga orang yang merupakan satu keluarga, tewas setelah mobil yang mereka tumpangi terjun masuk jurang di kawasan menjelang fly over Kelok Sembilan.