Rabu 11 Oct 2023 20:41 WIB

20 Siswa SD di Bandung Barat Alami Gejala Keracunan, Diduga Usai Makan Yoghurt

Sampel makanan yang dikonsumsi siswa sudah diambil untuk diperiksa.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Pasien gejala keracunan makanan menjalani perawatan.
Foto: Dok Republika
(ILUSTRASI) Pasien gejala keracunan makanan menjalani perawatan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Sebanyak 20 siswa SDN 1 dan 2 Cimerang, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, dilaporkan mengalami gejala keracunan, Rabu (11/10/2023). Diduga gejala keracunan itu muncul setelah para siswa mengonsumsi jajanan yoghurt, Rabu (11/10/2023).

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung Barat Asep Dendih menjelaskan, siswa yang mengalami gejala keracunan ini 18 di antaranya murid SDN 1 Cimerang dan dua orang siswa SDN 2 Cimerang kelas IV.

Baca Juga

Berdasarkan informasi yang diterimanya, Asep mengatakan, setelah mengonsumsi yoghurt pada jam istirahat, para siswa tersebut mengalami mual, muntah, dan pusing. Para siswa tersebut kemudian dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan. “Semua sudah pulih dan tidak ada yang dirujuk ke rumah sakit,” ujar dia.

Petugas medis Puskesmas Padalarang, dr Daniel, mengatakan, kondisi 18 siswa yang mengalami gejala keracunan makanan itu sudah pulih. Sementara dua orang lainnya menjalani perawatan jalan. “Tinggal dua orang siswa yang mengalami gejala dehidrasi,” katanya.

Daniel mengatakan, pihak puskesmas sudah berkoordinasi dengan sekolah apabila masih ada siswa yang mengalami gejala serupa. Menurut dia, biaya perawatan ditanggung oleh pemerintah.

Menurut Daniel, petugas sudah mengambil dua sampel makanan yang dikonsumsi para siswa tersebut. Ia mengatakan, sampel makanan dikirim ke Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat untuk diperiksa.

Belum lama ini ada juga kasus siswa yang mengalami gejala keracunan makanan. Kasus itu dialami sejumlah siswa SDN 3 Jati, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat, diduga setelah mengonsumsi jajanan cimin.

Mengantisipasi kejadian serupa, Asep mengatakan, Disdik mengimbau sekolah dan orang tua untuk mengawasi makanan yang dikonsumsi para siswa. Disdik menyarankan para siswa untuk membawa bekal makanan dan minuman dari rumah.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement