REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis berpeluang melemah seiring adanya sentimen domestik dan global.
IHSG dibuka menguat 18,42 poin atau 0,27 persen ke posisi 6.950,17. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 4,01 poin atau 0,43 persen ke posisi 948,70.
"Kami melihat masih tercatatnya capital outflow secara year-to-date yang cukup signifikan serta masih melemahnya nilai tukar rupiah hingga saat ini memberikan pergerakan terbatas untuk IHSG. IHSG berpeluang melemah pada hari ini," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis (12/10/2023).
Kemarin, IHSG bergerak menguat di tengah masih panasnya perang Israel-Palestina dan penantian pasar akan kabar penting dari rilis inflasi AS serta risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC).
Sementara itu, bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup kompak di zona penguatan pada penutupan perdagangan Rabu (11/10/2023) setelah berakhirnya pertemuan The Fed.
AS mengumumkan data indeks harga produsen (IPP) kemarin. Indeks harga produsen mencapai 0,5 persen month to month (mtm) periode September 2023. Secara tahunan, indeks harga produsen meningkat menjadi 2,2 persen pada September dari 2,0 persen pada Agustus.
Untuk inflasi September, konsensus memperkirakan kenaikan sebesar 0,3 persen mtm, dan kenaikan sebesar 3,6 persen year on year (yoy).
Pasar juga akan menunggu risalah Bank Sentral Eropa (ECB) untuk pertemuan kebijakan September yang dirilis Kamis. Investor juga tetap berhati-hati karena konflik Timur Tengah meningkatkan prospek kenaikan harga minyak lebih lanjut.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 428,69 poin atau 1,34 persen ke 32.365,19, indeks Hang Seng menguat 340,85 poin atau 1,90 persen ke 18.233,94, indeks Shanghai menguat 22,83 poin atau 0,74 persen ke 3.101,79, dan indeks Straits Times menguat 20,18 poin atau 0,63 persen ke posisi 3.213,05.