REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Mantan ketua Hamas Khaled Meshaal telah mengeluarkan pernyataan yang menyerukan protes di seluruh dunia Arab dan Islam untuk mendukung Palestina.
“(Kita harus) pergi ke alun-alun dan jalan-jalan di dunia Arab dan Islam pada Jumat, hari Jumat Penuhi Al Aqsa,” ujar Meshaal, yang saat ini menjabat sebagai pemimpin kantor diaspora Hamas, dilansir di Mehr News Agency, Rabu (11/10/2023).
Media melaporkan Hamas telah menyerukan protes di dunia Arab dan Islam pada Jumat, (13/10/2023) untuk menunjukkan solidaritas terhadap rakyat Palestina dan perlawanan mereka.
Mereka juga mendesak warga Palestina yang tinggal di wilayah pendudukan untuk berkumpul di dekat Masjid Al Aqsa dan mencegah pemukim memasuki tempat suci tersebut.
Pada Sabtu, (7/10/2023) pejuang Palestina Hamas melancarkan operasi skala besar dengan rentetan roket yang besar sebagai tanggapan atas penodaan Masjid Al-Aqsa yang dilakukan rezim Israel dan meningkatnya kekerasan pemukim. Pasukan militer rezim Israel juga mengumumkan melancarkan Operasi Pedang Besi sebagai pembalasan atas serangan tersebut.
Pada Ahad malam, (8/10/2023) Perdana Menteri Zionis Benjamin Netanyahu memutuskan untuk secara resmi menyatakan rezim berperang. Jumlah korban tewas di pihak Palestina dan pihak Zionis meningkat drastis seiring berlanjutnya konflik di antara mereka.
Dilansir di Aljazirah, militer Israel mengatakan puluhan jet tempurnya menyerang lebih dari 200 sasaran semalam di lingkungan Kota Gaza. Pada Sabtu (7/10/2023), pejuang Hamas dari Jalur Gaza mengamuk di wilayah selatan Israel, yang merupakan serangan Palestina yang paling mematikan dalam sejarah Israel.
“Hamas menginginkan perubahan dan mereka akan mewujudkannya. Apa yang dulu ada di Gaza tidak akan ada lagi. Kami memulai serangan dari udara, nanti kami juga akan datang dari darat,” kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, berbicara kepada tentara di dekat pagar Gaza.
Israel telah memanggil 300 ribu personel cadangan. Hal tersebut belum pernah terjadi sebelumnya. Ini seiring dengan penambahan penerbangan oleh maskapai penerbangan Israel untuk membawa personel cadangan kembali ke negaranya.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan serangan Israel sejak Sabtu telah menghancurkan lebih dari 22.600 unit perumahan dan 10 fasilitas kesehatan serta merusak 48 sekolah.
Dua anggota kantor politik Hamas tewas dalam serangan udara di Khan Younis, kata seorang pejabat Hamas. Mereka adalah anggota senior Hamas pertama yang terbunuh sejak Israel mulai menggempur daerah kantong tersebut.
Di perbatasan utara Israel, serangkaian roket ditembakkan dari Lebanon selatan menuju Israel, yang memicu serangan balasan dari Israel. Lebih banyak peluru yang diluncurkan dari wilayah Suriah mendarat di area terbuka di Israel, mendorong Israel untuk membalas tembakan sehingga semakin meningkatkan kekhawatiran bahwa kekerasan tersebut dapat menyebabkan perang yang lebih luas.
Kantor berita Palestina Wafa melaporkan pasukan Israel menjatuhkan bom fosfor putih di lingkungan al-Karama di Gaza pada malam sebelumnya. Mesir berupaya mencegah eksodus massal ke selatan Jalur Gaza, ketika pengeboman Israel menghentikan penyeberangan.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan Teheran tidak terlibat dalam serangan Hamas. Presiden Rusia Vladimir Putin menyalahkan kegagalan kebijakan AS sebagai penyebab perang Israel-Hamas.
Utusan Palestina untuk PBB menggambarkan pengeboman Israel di Jalur Gaza dan janjinya untuk melakukan pengepungan total terhadap daerah kantong Palestina yang dikuasai Hamas sebagai tindakan genosida.
Kepala industri Uni Eropa Thierry Breton meminta Elon Musk untuk mengatasi penyebaran disinformasi di platform media sosial X miliknya tentang serangan Hamas. Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan sedikitnya 950 orang tewas dan 5.000 lainnya luka-luka di wilayah pesisir yang padat penduduk tersebut.
Di pihak Israel, lebih dari 1.200 orang telah terbunuh, dan setidaknya 2.800 orang terluka menurut layanan medis Israel. Sementara itu investor mewaspadai lonjakan harga minyak di tengah gejolak Timur Tengah. Saham-saham global naik, namun kekerasan di Israel membuat perdagangan menjadi tegang.