Dalam kitab ini diulas tentang berbagai makna mistik dari huruf alif. Di antaranya menjelaskan ka ta alif itu sendiri tersusun dari tiga huruf, yaitu alif, lam, dan fa, yang mengisyaratkan kesatuan dari tiga hal, yaitu pencinta, kekasih, dan cinta, atau merenung, bahan renungan, dan perenungan.
Syah Abd al-Lathif menjelaskan, alif menunjukkan nama Allah dan mim menunjukkan nama Muhammad SAW. Ia melihat urgensi kedua huruf ini di dalam pembahasannya dengan mengutip hadis Qudsi, "Ana Ahmad bila mim" (saya Ahmad tanpa huruf mim), berarti Ahad (Esa), yakni Allah Yang Maha Esa. Huruf mim merupakan satu-satunya penghalang antara Allah dan Muhammad. Ini mengingatkan kita pada riwayat- riwayat Ahlul Bait (Syi'ah) yang banyak mengomentari hadis titik di bawah huruf ba pada kata basmalah (lihat kembali artikel terdahulu: "Misteri Basmalah").
Ibnu 'Arabi dan kalangan sufi Syi'ah menghubungkan huruf alif dengan kalam (pena) di dalam surat al-Qalam ayat 1:
ن ۚ وَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ (Nun, demi pena dan apa yang dituliskannya). Nun dihubungkan dengan botol tinta dawak, kalam di hubungkan dengan alif yang menulis, dan buku dihubungkan dengan lauh al-mahfudh. Tulisan alif mewujudkan kehendak Allah dalam bentuk alam dan kenyataan. Dalam hadis diistilahkan: "Tidak jatuh sehelai daun dari tangkainya melainkan sudah tertulis di dalam lauh al-mahfudh".