REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian meminta Israel untuk menghentikan serangannya ke Gaza. Ia memperingatkan perang dapat meluas ke wilayah lain di Timur Tengah jika Hizbullah bergabung dalam pertempuran, dan hal tersebut akan membuat Israel mengalami 'gempa bumi yang sangat dahsyat.'
Amirabdollahian mengatakan kelompok Hizbullah Lebanon mempertimbangkan semua skenario perang. Menurutnya Israel harus menghentikan serangannya ke Gaza sesegera mungkin.
Israel menganggap Hizbullah sebagai ancaman langsung yang paling serius, dan memperkirakan kelompok yang didukung Iran ini memiliki sekitar 150.000 roket dan rudal, termasuk rudal berpemandu presisi yang dapat menghantam wilayah mana pun di Israel. Kelompok ini yang memiliki ribuan pejuang berpengalaman dalam pertempuran dan berpartisipasi dalam konflik Suriah selama 12 tahun.
Hizbullah juga dilaporkan memiliki berbagai jenis drone militer. Para pejuang Hizbullah bersiaga penuh di sepanjang perbatasan Lebanon setelah gerakan perjuangan Palestina, Hamas menggelar serangan kilat ke Israel akhir pekan lalu.
Militer Israel mengatakan serangan drone Israel di sepanjang perbatasan dengan Lebanon menewaskan sebuah 'sel' yang mencoba menyusup ke Israel. Pada Jumat (13/10/2023) Hizbullah mengatakan pejuangnya menembakkan beberapa roket ke empat posisi Israel di sepanjang perbatasan.
Amirabdollahian mengatakan ia bertemu dengan pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah. Nasrallah memberikan pengarahan kepada Amirabdollahian mengenai kondisi kelompok tersebut di Lebanon.
"Saya tahu tentang skenario yang telah disiapkan Hizbullah," kata Amirabdollahian di Beirut, Sabtu (14/10/2023).
"Setiap langkah yang akan diambil perlawanan (Hizbullah) akan menyebabkan gempa bumi besar dalam entitas Zionis," katanya.
"Saya ingin memperingatkan para penjahat perang dan mereka yang mendukung entitas ini sebelum terlambat untuk menghentikan kejahatan terhadap warga sipil di Gaza, karena mungkin akan terlambat dalam beberapa jam lagi," tambah Amirabdollahian.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan para pihak lain di Timur Tengah untuk tidak bergabung dengan konflik. Ia juga dilaporkan telah mengirim kapal perang Amerika ke wilayah tersebut serta berjanji untuk mendukung penuh Israel.
Menteri Luar Negeri Iran mengatakan ia akan menghubungi para pejabat PBB di Timur Tengah karena "masih ada kesempatan untuk mengupayakan sebuah inisiatif (untuk mengakhiri perang) namun mungkin sudah terlambat besok."
Kemungkinan adanya front baru di Lebanon membawa kembali kenangan pahit dari perang sengit selama sebulan penuh antara Hizbullah dan Israel pada tahun 2006 yang berakhir dengan kebuntuan dan ketegangan antara kedua belah pihak.