REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Munculnya semburan air bercampur gas di Kampung Leuwi Kotok, Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sempat membuat warga di sekitarnya dievakuasi. Setelah semburan berhenti, warga mayoritasnya merupakan penghuni tempat kos itu sudah bisa kembali.
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor M Adam Hamdani, sejumlah penghuni tempat kos sudah kembali. Pasalnya, kata dia, penghuni tempat kos itu rata-rata perantau, sehingga kebingungan untuk mengungsi sementara ke mana.
“Iya, penduduk kontrakan (tempat kos) pada kembali, tetapi ada pembatasan aktivitas kegiatan,” kata Adam kepada Republika, Ahad (15/10/2023).
Adam mengatakan, BPBD Kabupaten Bogor memberikan imbauan terkait pembatasan aktivitas itu kepada para penghuni dan pemilik tempat kos. Seperti tidak mendekati area lubang semburan dan tidak menyalakan benda yang dapat memicu munculnya api.
Menurut Adam, Kantor Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat Wilayah II Bogor juga mengimbau pemilik tempat kos tidak melanjutkan penggalian atau pengeboran sumur.
“Tadi juga ada dari PGN mengecek, masih ada gas metananya. Kita beri imbauan tidak dekat-dekat ke area sumur, menyalakan rokok, atau yang lain,” kata Adam.
Berdasarkan rencana PGN, menurut Adam, akan dipasang pipa yang tinggi ke dalam lubang agar kandungan gas bisa lebih cepat menguap ke udara.
Semburan air bercampur gas itu dilaporkan muncul dari lokasi pengeboran sumur pada Rabu (11/10/2023) petang. Ketinggian semburan disebut bisa mencapai sekitar 20 meter. Semburan air bercampur gas itu dikabarkan berhenti pada Kamis (12/10/2023) siang.
Meski demikian, Adam mengatakan, personel BPBD Kabupaten Bogor masih disiagakan untuk memantau kondisi tempat semburan itu. “Personel kami juga masih terus berada di lokasi melakukan monitor,” kata dia.