REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengutuk keras tindakan pengeboman yang dilakukan oleh Zionis Israel yang menyasar bangunan tempat tinggal, konvoi pengungsi, hingga rumah sakit. IDAI juga menyerukan agar semua pihak yang berwenang segera menanggapi situasi ini dan menuntut pertanggungjawaban dari pihak yang terlibat.
"Duka cita yang mendalam kami sampaikan kepada anak-anak dan keluarga yang terkena dampak perang di Gaza, Palestina," ujar IDAI dalam pernyataan resmi mereka, seperti dikutip oleh Republika.co.id pada Rabu (18/10/23).
Menurut IDAI, tragedi kemanusiaan ini telah menyebabkan banyak kematian dan kerugian yang signifikan bagi penduduk sipil, tak terkecuali populasi rentan, seperti pasien yang sedang dirawat di rumah sakit. IDAI juga menyoroti banyaknya anak-anak yang menjadi korban dalam tragedi kemanusiaan ini.
"Tindakan ini melanggar hak asasi manusia, Konvensi Jenewa, dan prinsip-prinsip dasar kemanusiaan," kata IDAI.
Sebagai bentuk solidaritas, IDAI menyerukan kepada masyarakat internasional, termasuk pihak yang berwenang di seluruh dunia, untuk segera menanggapi situasi ini. IDAI juga mendorong pihak yang berwenang dapat menuntut pertanggungjawaban dari pihak yang terlibat dalam tragedi ini.
IDAI mengungkapkan bahwa hak-hak anak perlu dilindungi dan keselamatan mereka perlu dijamin. Selain itu, IDAI juga menyatakan bahwa warga sipil, terutama anak-anak, membutuhkan perlindungan dari kekerasan lebih lanjut.
"Pasokan kemanusiaan, termasuk kebutuhan pokok, makanan, obat-obatan, dan ketersediaan tempat tinggal, harus dijamin," ujar IDAI.
Sebagai organisasi seluruh dokter spesialis anak di Indonesia, IDAI akan mendukung upaya-upaya untuk melindungi dan mengadvokasi hak asasi manusia. IDAI pun turut mendukung upaya-upaya perdamaian yang berkelanjutan.