Jumat 20 Oct 2023 06:59 WIB

Studi: Kepuasan terhadap Makanan Berkaitan dengan Kesejahteraan

Sekitar 87 persen peserta di seluruh dunia sudah menikmati makanan yang dikonsumsi.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Friska Yolandha
Pengunjung menyantap hidangan di rumah makan. Sekitar 87 persen peserta di seluruh dunia sudah menikmati makanan yang dikonsumsi.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengunjung menyantap hidangan di rumah makan. Sekitar 87 persen peserta di seluruh dunia sudah menikmati makanan yang dikonsumsi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi terbaru mengungkap kaitan antara kepuasan terhadap makanan yang dikonsumsi dengan rasa sejahtera dalam hidup seseorang. Hasil itu diperoleh dari Survei Kepuasan Produk Makanan dengan Kenikmatan dan Variasi Makanan Ando Foundation/Nissin.

Dikutip dari laman Gallup, Kamis (19/10/2023), studi ini dilakukan sebagai bagian dari Gallup World Poll 2022. Survei tersebut meminta orang-orang untuk mengevaluasi tiga aspek utama dari makanan yang mereka makan dalam tujuh hari terakhir sebelum wawancara.

Baca Juga

Pertama, apakah mereka "sangat menikmati" makanan mereka? Kedua, apakah mereka menganggap makanan tersebut sebagian besar menyehatkan? Ketiga, apakah mereka sudah merasa memiliki banyak pilihan jenis makanan yang mereka konsumsi. 

Sekitar 87 persen peserta di seluruh dunia sudah menikmati makanan yang dikonsumsi. Sebanyak 82 persen menganggap makanan yang dikonsumsi sudah cukup sehat, dan 63 persen yang merasa sudah memiliki banyak pilihan dalam jenis makanan yang disantap.

Setelah itu, ada penghitungan Indeks Kesejahteraan Pangan yang dihitung untuk setiap wilayah. Data yang dikumpulkan pada 2022 itu menunjukkan bahwa 75 persen peserta di Eropa Utara, Eropa Selatan, dan Eropa Barat sudah merasa puas dan bersyukur dengan makanan yang dikonsumsi.

Peringkat wilayah lain di bawahnya yakni Amerika Utara (71 persen), Asia Tenggara dan Asia Pasifik (66 persen), Asia Timur (58 persen), Eropa Timur (57 persen), serta Amerika Latin dan Karibia (56 persen). Menyusul kemudian Asia Selatan (50 persen), negara-negara Arab (46 persen), Afrika Utara (42 persen), dan Afrika Sub-Sahara (37 persen).

Laporan itu memerinci hubungan yang signifikan secara statistik antara tingkat kepuasan pada Indeks Kesejahteraan Pangan. Penghitungan sudah mempertimbangkan karakteristik atau sikap pribadi lain yang relevan, termasuk gender, pendapatan rumah tangga, usia, pendidikan, dan negara tempat tinggal.

Terlepas dari status pendapatan negaranya, peserta studi yang benar-benar puas dengan apa yang disantap mempunyai peluang lebih besar untuk memiliki rasa sejahtera dalam hidup yang lebih tinggi. Itu jika dibandingkan dengan peserta yang tidak sepenuhnya puas.

Apa implikasi dari studi ini? Kepuasan dalam menikmati makanan erat kaitannya dengan pilihan jenis makanan yang dikonsumsi. Mempertahankan pola makan yang beragam pun merupakan langkah penting menuju pola makan yang sehat, dan kini menjadi prediksi kuat terhadap kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement