Jumat 20 Oct 2023 10:04 WIB

Pengungsi Gaza yang Berlindung di Gereja Jadi Sasaran Pengeboman Israel

Gereja tertua di Gaza tak luput dari sasaran serangan Israel.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Warga Palestina memeriksa kerusakan di gereja yang digunakan warga sebagai tempat berlindung, di rumah sakit al-Ahli, di Kota Gaza, Rabu, (18/10/2023).
Foto: AP Photo/Abed Khaled
Warga Palestina memeriksa kerusakan di gereja yang digunakan warga sebagai tempat berlindung, di rumah sakit al-Ahli, di Kota Gaza, Rabu, (18/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA --  Gereja tertua di Gaza tak luput dari sasaran serangan Israel. Gereja Ortodoks Saint Porphyrius adalah gereja tertua yang masih digunakan di Gaza. Gereja ini terletak di lingkungan bersejarah kota tersebut.  

Lokasi gereja tidak jauh dari Rumah Sakit Al-Ahli Baptis yang dibom Israel beberapa hari sebelumnya dan mengakibatkan sedikitnya 471 orang meninggal dunia. Gereja tersebut menjadi tempat perlindungan ratusan umat kristen Palestina.  Kementerian Dalam Negeri Gaza mengatakan, beberapa pengungsi yang berlindung di kompleks gereja telah gugur dan terluka akibat serangan Israel pada Kamis (19/10/2023) malam.

Baca Juga

Para saksi mata mengatakan, serangan tersebut tampaknya ditujukan pada sasaran yang dekat dengan tempat ibadah. Lokasi itu menjadi tempat penampungan bagi banyak warga Gaza yang mengungsi ketika perang berkecamuk.

Tentara Israel ketika dihubungi mengatakan, mereka sedang memeriksa laporan serangan tersebut. Para saksi mata mengatakan, serangan itu merusak bagian depan gereja dan menyebabkan bangunan di dekatnya runtuh. Banyak orang yang terluka dievakuasi ke rumah sakit.

Perang Palestina-Israel terbaru dimulai pada Sabtu (7/10/2023) ketika Hamas memulai Operasi Badai Al-Aqsa terhadap Israel. Hamas melancarkan serangan mengejutkan dengan menembakkan ribuan roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut, dan udara. Hamas mengatakan, serangan ini merupakan tanggapan keras atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur oleh pemukim Yahudi, dan meningkatnya kekerasan pemukim Israel terhadap warga Palestina. Israel dibuat kewalahan dengan operasi mendadak Hamas yang menggunakan taktik jenius.

Menanggapi tindakan Hamas, militer Israel melancarkan Operasi Pedang Besi di Jalur Gaza. Serangan udara Israel menghancurkan rumah warga sipil Gaza, gedung perkantoran, dan fasilitas publik seperti sekolah. Ribuan warga sipil Gaza, termasuk anak-anak meninggal dunia.

Respons Israel meluas hingga memotong pasokan air dan listrik ke Gaza, yang semakin memperburuk kondisi kehidupan di wilayah yang terkepung sejak 2007. Pengeboman Israel  telah menyebabkan 3.859 warga Palestina meninggal dunia, termasuk ribuan anak-anak.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement