Ahad 22 Oct 2023 14:41 WIB

Fakta Agama dan Medis Ini Jadikan Acuan Tinggalkan McDonald Pendukung Zionis Israel

McDonald Israel memberikan bantuan untuk tentara Zionis Israel.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi gerai McDonald. McDonald Israel memberikan bantuan untuk tentara Zionis Israel
Foto: Dok web
Ilustrasi gerai McDonald. McDonald Israel memberikan bantuan untuk tentara Zionis Israel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perusahaan makanan cepat saji McDonald menjadi perbincangan di berbagai belahan dunia beberapa hari terakhir. Hal itu lantaran McDonald Israel secara terang-terangan mengumumkan bahwa mereka memberikan bantuan ribuan makanan gratis untuk militer Israel yang terus menerus melakukan invasi kepada rakyat Palestina terutama di Jalur Gaza. 

Banyak orang merespons negatif atas tindakan McDonald membagikan ribuan makanan gratis saat warga Palestina kekurangan air dan makanan akibat blokade yang dilakukan Zionis Israel. Terlepas dari itu, bagaimana makanan cepat saji dalam sudut pandang dunia medis dan khazanah Islam? 

Baca Juga

Dalam laman resmi Kementerian Kesehatan RI dijelaskan bahwa makanan cepat saji atau fast food juga dikenal masyarakat dengan istilah junk food. Secara harfiah, junk food diartikan sebagai makanan sampah atau makanan tidak bergizi. 

Istilah tersebut berarti menunjukkan makanan-makanan yang dianggap tidak memiliki nilai nutrisi bagi tubuh. Makan makanan junk food tidak hanya sia-sia, tetapi juga dapat merusak kesehatan. Gangguan kesehatan akibat makan makanan junk food seperti obesitas atau kegemukan, diabetes, hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke, kanker, dan lain sebagainya.

Makanan cepat saji maupun junk food menjadi populer karena penyajian yang cepat, tersedia secara luas, mudah diperoleh, dan memiliki rasa yang enak. Namun, kebiasaan makan dengan mengonsumsi makanan cepat saji ataupun junk food berlebih akan berdampak buruk bagi kesehatan, baik pada anak, remaja, maupun dewasa. 

Makanan cepat saji dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit, seperti obesitas, diabetes, hipertensi, dan gangguan lemak darah atau dislipidemia. Selain itu, makanan cepat saji dalam waktu yang lama juga akan mempengaruhi kesehatan gigi. Makanan cepat saji yang memiliki kandungan gula yang tinggi dapat menyebabkan karies gigi atau gigi berlubang.

Kemenkes RI pada Februari 2023 berdasarkan penelitian merilis beberapa dampak buruk mengkonsumsi  makanan cepat saji bagi kesehatan: 

1. Obesitas atau kegemukan

Remaja yang mengonsumsi makanan cepat saji di luar batas wajar dapat berisiko mengalami obesitas atau kegemukan. Remaja yang mengonsumsi makanan cepat saji dengan asupan energi total yang tinggi memiliki risiko sebesar 2,27 kali lebih tinggi mengalami obesitas daripada remaja yang mengonsumsi asupan energi makanan cepat saji yang rendah. 

Kebiasaan makan yang salah pada anak maupun remaja akan meningkatkan kejadian obesitas, salah satunya adalah kebiasaan makan makanan makanan cepat saji.

Baca juga: Secarik Alquran Bertuliskan Ayat As-Saffat Ditemukan di Puing Masjid Gaza, Ini Tafsirnya

2. Meningkatkan faktor risiko tekanan darah tinggi (Hipertensi)

Makanan cepat saji, seperti kentang goreng memiliki rasa yang enak bagi kebanyakan orang. Tanpa disadari, makanan tersebut mengandung garam yang tinggi yang dapat meningkatkan air liur dan sekresi enzim, sehingga meningkatkan keinginan untuk terus makan makanan tersebut. 

Tingginya kandungan lemak jahat dan natrium mengganggu keseimbangan sodium dan potasium dalam tubuh, sehingga menyebabkan hipertensi.

3. Meningkatkan faktor risiko diabetes

Sering mengonsumsi makanan cepat saji adalah salah satu penyebab utama meningkatnya trend masalah kesehatan, termasuk kejadian diabetes. Penelitian di Singapura menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi makanan cepat saji khas negara Barat dengan frekuensi yang sering memiliki risiko lebih besar menderita diabetes mellitus tipe 2 

4. Meningkatkan faktor risiko kanker

Konsumsi makanan cepat saji dapat meningkatkan risiko kanker, seperti kanker pada organ sistem pencernaan. Studi di Eropa menyebutkan bahwa konsumsi makanan cepat saji yang terlalu sering dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal. 

Hal ini karena makanan cepat saji kurang mengandung serat, namun tinggi gula dan lemak. Selain itu, penelitian lain menunjukkan bahwa pria yang terlalu sering makan makanan yang digoreng lebih dari dua kali dalam satu bulan telah menunjukkan peningkatan risiko kanker prostat     

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement