Ahad 22 Oct 2023 22:02 WIB

World Zakat and Waqf Forum Bentuk Kepengurusan Baru

Dua pakar ekonomi syariah Indonesia berada dalam kepengurusan WZWF yang baru.

World Zakat and Waqf Forum 2023 di Kedah, Malaysia pada 17-19 Oktober 2023.
Foto: dok Istimewa
World Zakat and Waqf Forum 2023 di Kedah, Malaysia pada 17-19 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- World Zakat and Waqf Forum (WZWF) 2023 telah diselenggarakan di Kedah, Malaysia pada 17 sampai dengan 19 Oktober 2023. Pada pertemuan kali ini, WZWF membentuk kepengurusan baru untuk periode 2023-2026.

"Untuk periode 2023 sampai 2026 terpilih Dato' Dr Mohd Ghazali Md Noor sebagai Sekjen," kata Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University Irfan Syauqi Beik baru saja menghadiri forum internasional tersebut, Ahad (22/10/2023).

Baca Juga

Kemudian, ada 11 deputi sekjen dimana dua di antaranya dari Indonesia yakni Prof Dr Nadratuzzaman Hosen Deputi Sekjen WZWF Regional I Asia Tenggara dan Irfan Syauqi Beik mewakili Ahli Wakaf.

Berikut pengurus WFWZ 2023-2023

Sekretaris Jenderal: Datuk Dr Mohd Ghazali Md Noor 

Deputi Sekretaris Jenderal: 

1. Prof. Dr. Nadratuzzaman Hosen (Region 1)

2. Asif Mulla (Region 2)

3. Dr. Ayub Miah (Region 3)

4. Dr. Saleh Ali Alawaji (Region 4)

5. Lawal Maidoki (Region 5)

6. Dr. Ibrahim Matovu (Region 6)

7. Zaenoul Abidin Chace (Region 7)

8. Dr. Elnur Salihovic (Region 8)

9. Azim Kidwai (Region 9)

10. Dato' Zakaria Othman (perwakilan ahli zakat) 

11. Dr. Irfan Syauqi Beik (perwakilan ahli wakaf)

 

Irfan menjelaskan, WZWF berdiri sejak 2010 di Yogyakarta, Indonesia dan semula terdiri dari tujuh negara. Selama ini sekjen WZWF berasal dari Indonesia yakni periode 2010-2014 dipimpin KH Didin Hafidhuddin, pada 2014-2017 Ahmad Juwaini, periode 2017-2020 Bambang Sudibyo, dan 2020 -2023 oleh Zainulbahar Noor.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement