Selasa 24 Oct 2023 15:33 WIB

AS Tolak Gencatan Senjata Sampai Semua Sandera Dibebaskan

Biden menyerukan pembebasan sandera sebelum gencatan senjata dengan Hamas

Yocheved Lifshitz (kiri) dan Nurit Cooper, yang disandera oleh Hamas, terlihat dalam kombinasi foto selebaran tak bertanggal ini. Komite Palang Merah Internasional mengatakan Hamas telah membebaskan keduanya.
Foto: Hostages and Missing Families Forum via AP
Yocheved Lifshitz (kiri) dan Nurit Cooper, yang disandera oleh Hamas, terlihat dalam kombinasi foto selebaran tak bertanggal ini. Komite Palang Merah Internasional mengatakan Hamas telah membebaskan keduanya.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Senin (23/10/2023) menyerukan pembebasan tawanan oleh kelompok Palestina Hamas sebelum terlibat dengan diskusi apa pun tentang gencatan senjata di Gaza.

"Kami harus memastikan semua tawanan dibebaskan dan kemudian baru kami bisa berdiskusi," kata Biden pada acara di Gedung Putih saat ditanya apakah dirinya mendukung gencatan senjata dengan imbalan pembebasan tawanan.

Baca Juga

Sebelumnya, Departemen Luar Negeri AS juga menegaskan penolakannya terhadap gencatan senjata di Gaza. Mereka berpendapat bahwa aksi tersebut akan memberi Hamas kesempatan untuk bersatu lagi dan bersiap melanjutkan serangan berikutnya terhadap Israel.

"Gencatan senjata apa pun bakal memberikan kemampuan untuk beristirahat, mengembalikan tenaga dan bersiap melanjutkan serangan teroris terhadap Israel," kata Juru Bicara Deplu AS Matthew Miller pada Senin (23/10/2023).

Pekan lalu AS menuai kritikan lantaran memveto Dewan Keamanan PBB yang mengupayakan "jeda kemanusiaan" dalam konflik Israel-Palestina yang sedang berlangsung untuk mengirim bantuan ke Gaza.

Di awal konflik, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pernah menghapus unggahan di media sosial yang menyatakan bahwa dirinya mendukung gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Miller kemudian membela soal penghapusan unggahan di platform X tersebut, mengatakan "sayangnya cuitan itu ditulis dengan kalimat yang kurang tepat."

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement