Rabu 25 Oct 2023 12:39 WIB

Retno Marsudi Lakukan Pertemuan Empat Mata dengan Menlu AS Bahas Situasi Gaza

Retno juga melakukan pertemuan tatap muka dengan Menlu Mesir dan Yordania.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan pertemuan tatap muka dengan Menlu AS Antony Blinken.
Foto: AP Photo/Dita Alangkara
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan pertemuan tatap muka dengan Menlu AS Antony Blinken.

REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan pertemuan tatap muka dengan sejumlah menlu yang menghadiri pertemuan untuk membahas situasi Palestina di kantor PBB di New York, Amerika Serikat (AS), Selasa (24/10/2023). Menlu AS Antony Blinken adalah salah satu menlu yang ditemui Retno.

“Membahas situasi di Gaza bersama Menlu Blinken (24/10). Menegaskan kembali seruan Indonesia untuk mengakhiri siklus kekerasan, memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan yang terbuka dan aman, serta mengakhiri akar penyebab konflik melalui solusi dua negara yang sesuai dengan parameter yang disepakati secara internasional,” kata Retno lewat akun X resminya.

Baca Juga

Unggahan tersebut turut disertai foto ketika Retno sedang berbincang empat mata dengan Blinken. Selain Blinken, Retno juga melakukan pertemuan tatap muka dengan Menlu Mesir Sameh Shoukry dan Menlu Yordania Ayman Safadi.

Dengan Shoukry, Retno membahas tentang pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Mesir diketahui mengontrol gerbang perbatasan Rafah, yakni pintu utama untuk masuk dan keluar Jalur Gaza.

“Di sela-sela pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang Palestina, saya bertemu Menlu Yordania Ayman Safadi dan berbagi keprihatinan yang sama mengenai situasi yang berkembang di Gaza. Bantuan kemanusiaan harus menjadi salah satu prioritas saat ini,” kata Retno terkait pertemuannya dengan Safadi.

Isu Palestina juga dibahas Retno ketika bertemu Menlu Aljazair Ahmed Attaf. “Menantikan kontribusi Aljazair sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB 2024-2025, demi perdamaian dan keamanan global, serta solusi adil dan abadi bagi Palestina,” tulis Retno pada akun X-nya.

Saat menghadiri Debat Terbuka Dewan Keamanan PBB tentang Situasi Timur Tengah, termasuk Palestina, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres melayangkan kritik tajam terhadap Israel atas aksi militernya di Jalur Gaza. Dia menilai, tindakan Israel yang melimpahkan hukuman kolektif terhadap masyarakat Gaza sebagai balasan atas serangan Hamas tidak dapat dibenarkan.

Guterres mengatakan, selama 56 tahun Palestina menghadapi penjajahan yang mencekik dan menindas mereka. “Namun, keluhan rakyat Palestina tidak bisa membenarkan serangan mengerikan yang dilakukan Hamas. Dan serangan mengerikan itu tidak bisa membenarkan hukuman kolektif (Israel) terhadap rakyat Palestina,” ujar Guterres pada Selasa lalu, dikutip Anadolu Agency.

Dia pun mengingatkan bahwa serangan Hamas ke Israel tidak terjadi begitu saja tanpa sebab. “Penting juga untuk menyadari bahwa serangan Hamas tidak terjadi dalam ruang hampa,” katanya.

Pernyataan Guterres seketika memantik kemarahan Menlu Israel Eli Cohen. Saat mendapat giliran berbicara, Cohen menunjuk-nunjuk dan meninggikan suaranya kepada Guterres.

“Bapak Sekretaris Jenderal, Anda tinggal di dunia apa?” ujar Cohen, dikutip laman Al Arabiya.

Cohen kemudian menceritakan tentang warga sipil Israel yang tewas akibat serangan dan operasi infiltrasi Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu yang sejauh ini berjumlah setidaknya 1.400 orang. Dia pun menyinggung keputusan Israel menarik diri dari Jalur Gaza pada 2005.

“Kami memberikan warga Palestina Gaza hingga satu milimeter terakhir. Tidak ada perselisihan mengenai tanah Gaza,” ujarnya.

Lewat akun X (Twitter)-nya, Cohen kemudian mengumumkan bahwa dia membatalkan pertemuannya dengan Antonio Guterres. “Saya tidak akan bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB. Setelah pembantaian 7 Oktober, tidak ada tempat untuk pendekatan yang seimbang. Hamas harus dilenyapkan dari muka bumi,” tulis Cohen.

Hingga berita ini ditulis, serangan udara Israel ke Jalur Gaza yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 lalu telah membunuh sedikitnya 5.791 orang. Sebanyak 2.360 di antaranya adalah anak-anak. Sementara korban luka sudah melampaui 16 ribu. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement