REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Keluarga dari dokter yang bekerja di rumah sakit Indonesia di Gaza telah terbunuh oleh serangan udara Israel. Kabar tersebut dibagikan melalui video yang tersebar di media sosial dan media, termasuk media Palestina Quds News Network.
Sebuah video yang menampilkan suasana yang riuh memperlihatkan seorang pria menerima telepon dengan latar suara tangisan pria lain. Dalam keterangan video yang diberikan akun media sosial Quds News Network, pria dalam video tersebut adalah kepala bagian bedah di Rumah Sakit Indonesia Mohammad Al Rann.
"Jet Israel telah menargetkan keluarga kepala operasi di Rumah Sakit Indonesia, Mohammad Al Rann, membunuh mereka semua. #Israel telah menargetkan keluarga dokter dan jurnalis, membunuh seluruh keluarga," ujar keterangan akun tersebut.
#BREAKING| Israeli jets have targeted the family of the head of surgery in the Indonesian Hospital, Mohammad Al Rann, killing them all. #Israel has been targeting the families of doctors and journalists, killing entire families. #Gaza pic.twitter.com/STnoCi28rX
— Quds News Network (@QudsNen) October 25, 2023
Selain Al Rann, banyak pekerja medis dan media pun kehilangan keluarga saat mereka bertugas. Salah satu yang menghadapi situasi yang sama adalah kepala biro Bahasa Arab Aljazirah di Gaza Wael Dahdouh.
Wael kehilangan istri, putra, putri dan cucu akibat gempuran Israel tanpa ampun. Mereka berada di kamp pengungsi Nuseirat saat serangan terjadi.
Menurut laporan Kementerian Kesehatan Gaza pada Rabu (25/10/2023), serangan Israel telah membunuh lebih dari 6.500 orang. Gempuran yang memakan korban sipil pun nyatanya bukan karena tidak sengaja. Israel terang-terangan menyatakan mereka mengincar anggota Hamas, meski di sekitarnya ada warga sipil.
Militer mengatakan, rumah-rumah yang dihuni para anggota Hamas adalah target yang sah meskipun warga sipil tinggal di dekat mereka. “Apa yang disebut rumah pribadi bukanlah rumah pribadi,” kata seorang perwira senior angkatan udara Israel kepada wartawan dalam sebuah pengarahan baru-baru ini.