REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI Sunarso mengatakan transformasi BRI tidak hanya mengikuti perkembangan industri global, namun juga dapat meningkatkan nilai BUMN dan stabilitas ekonomi nasional. Meski transformasi merupakan jalan yang berliku dan tidak mudah, Sunarso menyebut transformasi BRI berjalan dengan sukses.
"Sukses ini menurut saya tidak lepas dari kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir yang fokus dan tuntas dalam mengerjakan sesuatu," ujar Sunarso pada Ngobrol Pagi BUMN (Ngopi BUMN) yang berlangsung di Gedung Kementerian BUMN, Kamis (26/10/2023).
Dengan fokus tersebut, lanjut Sunarso, Kementerian BUMN mampu menyelesaikan sejumlah persoalan yang ada di BUMN secara satu per satu. Sunarso menyebut hal ini patut mendapatkan apresiasi.
"Pada akhirnya, banyak masalah yang bisa diselesaikan. Jadi kata kuncinya adalah kepemimpinan," ucap Sunarso.
Sunarso mengungkapkan keberhasilan transformasi tergantung empat hal utama yakni kejelasan objek transformasi dan fokus; pemimpin yang kompeten dan konsisten yang harus menggerakkan transformasi; program gerakan transformasi diikuti seluruh anggota tim; dan, transformasi harus menjadi mekanisme sistem.
"Oleh karena itu transformasi harus dibuat cetak biru supaya menjadi mekanisme sistem," sambung Sunarso.
Sunarso mengatakan transformasi BRI berfokus pada dua area utama, yakni digital dan kultur. Transformasi digital dilakukan dengan fokus untuk mendapatkan efisiensi melalui digitalisasi proses bisnis, dan menciptakan value baru melalui new business model.
"Transformasi di BRI telah mulai disusun sejak 2016 dengan merancang strategi untuk menjaga pertumbuhan perseroan melalui konsep besar BRIvolution," ucap Sunarso.
Sunarso menyampaikan hasil transformasi di BRI pun terlihat dari pertumbuhan kinerja keuangan, yang mana laba BRI terus meningkat. Pada saat pandemi laba BRI pada 2020 turun menjadi sebesar Rp 18,66 triliun, 2021 meningkat menjadi Rp 30,77 triliun, 2023 kembali meningkat menjadi Rp 51,40 triliun dan pada kuartal III 2023, BRI telah mencetak laba sebesar Rp 44,21 triliun.
Sunarso menyampaikan dividen dan pajak yang disetorkan oleh BRI kepada negara juga terus meningkat seiring dengan pertumbuhan laba BRI.
"Jumlah dividen dan pajak yang disetorkan BRI sebesar Rp 28,4 triliun pada 2020 meningkat menjadi Rp 27,1 triliun pada 2011, dan mencapai sebesar Rp 34,2 triliun pada 2022," kata Sunarso.