Jumat 27 Oct 2023 05:45 WIB

Tak Mau Pecat, Ahmad Basarah Desak Gibran Mundur dari PDIP

PDIP tak bisa tegas kepada Gibran, beda dengan Budiman dan Effendi yang dipecat.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah (tengah) menyampaikan keterangan kepada wartawan di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (27/4/2023).
Foto: Republika/Prayogi.
Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah (tengah) menyampaikan keterangan kepada wartawan di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (27/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah mengingatkan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka bahwa ada aturan dalam berorganisasi. Adapun di partai berlambang kepala banteng itu, mereka memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) yang harus dipenuhi seluruh kadernya.

Dalam hal ini, termasuk perintah Ketua Umum Megawati Soekarnoputri untuk memenangkan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Bukan justru menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari sosok yang tak diusung PDIP.

Baca Juga

"Ketika Mas Gibran mengambil pilihan lain, yaitu mencalonkan dirinya sebagai cawapres bertentangan dengan garis keputusan politik partai. Maka dengan sendirinya dia keluar dari aturan main kepartaian itu," ujar Basarah di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (26/10/2023) malam WIB.

"Maka setelah dia mengambil sikap mengambil keluar, dari aturan resmi partai yang tersisa dari Mas Gibran itu adalah sebuah etika politik, harusnya dia mengundurkan diri secara resmi," ucap Basarah yang menjabat kordinator tim relawan pemenangan Ganjar-Mahfud pada Pilpres 2024 tersebut.

Dia pun menyinggung etika politik, ketika ditanya mengapa PDIP tidak memilih memecat Gibran, seperti yang dilakukan kepada Effendi Simbolan dan Budiman Sudjatmiko. Kepala dua kadernya yang mbalelo tersebut, PDIP bisa tegas langsung memecatnya ketika mendukung Prabowo Subianto.

Sayangnya, PDIP tidak bisa tegas ketika Gibram malah menjadi cawapres pendamping Prabowo. Basarah memiliki keyakinan, rakyat tahu bahwa putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu bukan lagi bagian dari partainya.

"Jadi tanpa harus diberhentikan secara resmi sebenarnya rakyat telah menganggap Mas Gibran keluar dari PDI Perjuangan. Karena telah mengambil keputusan keluar dari dari garis politik partai yang resmi," ucap Basarah.

Adapun Gibran merespons dengan santai tudingan bahwa dirinya mengkhianati PDIP karena menjadi cawapres pendamping Prabowo. Gibran mengaku tak masalah dicap pengkhianat.

"Nggak apa-apa, itu enggak apa-apa," kata Gibran ketika diminta tanggapannya soal tudingan pengkhianat, usai menjalani tes kesehatan sebagai bakal cawapres di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Kamis (26/10/2023).

Terkait status keanggotaanya di PDIP, Gibran enggan memberikan penjelasan. Bahkan, ia sempat kabur menghindari wartawan dengan cara keluar lewat pintu yang tak ada awak media. Gibran hanya menjawab sekenanya dengan kembali menyatakan bahwa dirinya dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani sudah bertemu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement