Sabtu 28 Oct 2023 17:04 WIB

Pasukan Korsel dan AS Latihan Dengan Drone dan Sensor Laser

Korsel dan AS menggelar latihan gabungan yang melibatkan drone dan sensor laser

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
 Seorang pria menonton berita di sebuah stasiun di Seoul, Korea Selatan,  Jumat (24/3/2023). Menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), Korea Utara menguji drone serangan nuklir bawah laut baru pada 21 Maret yang mampu menimbulkan tsunami radioaktif dan diam-diam menyerang musuh. Korea Utara juga melakukan latihan rudal jelajah pada 22 Maret, menggunakan uji hulu ledak yang mensimulasikan hulu ledak nuklir.
Foto: EPA-EFE/JEON HEON-KYUN
Seorang pria menonton berita di sebuah stasiun di Seoul, Korea Selatan, Jumat (24/3/2023). Menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), Korea Utara menguji drone serangan nuklir bawah laut baru pada 21 Maret yang mampu menimbulkan tsunami radioaktif dan diam-diam menyerang musuh. Korea Utara juga melakukan latihan rudal jelajah pada 22 Maret, menggunakan uji hulu ledak yang mensimulasikan hulu ledak nuklir.

REPUBLIKA.CO.ID, INJE -- Pasukan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) menggelar latihan gabungan yang melibatkan drone, kendaraan tanpa awak dan sensor laser pekan ini. Angkatan Darat Korsel mengatakan latihan ini digelar untuk memodernisasi militernya.

Latihan ini digelar saat militer Korsel menggelar serangkaian latihan tahunan musim gugur Hoguk yang bertujuan meningkatkan respon ancaman nuklir dan rudal Korea Utara (Korut).

Baca Juga

Lebih dari 120 tentara dari AS bertempur melawan tim terlatih dari pasukan lawan di kota tiruan yang tampak mirip dengan ibu kota Korea Utara, Pyongyang, yang dibangun di Pusat Pelatihan Tempur Korea di pegunungan di kota Inje di bagian timur.

Latihan itu juga memobilisasi berbagai sistem persenjataan yang bertujuan untuk memperkuat kapabilitas tempur masa depan. Pasukan mengenakan sistem laser terintegrasi atau multiple integrated laser engagement systems (MILES) yang untuk mensimulasikan pertempuran sesungguhnya.

Beberapa drone juga diterbangkan dalam latihan itu untuk melakukan pengintaian. Beberapa diantaranya juga melepaskan tembakan. Sementara kendaraan tanpa awak multi-fungsi Korsel membawa korban luka.

Kapten Divisi Infanteri ke-25 tentara Korsel yang dijuluki brigade TIGER, Choi Jeong-Il mengatakan aset tak berawak dan perlengkapan MILES membantu mengidentifikasi musuh dan mengukur korban pasukan sekutu.

“Kami dapat mengkonfirmasi pergerakan musuh menggunakan drone, dan menyerang mereka dengan peralatan serangan mutakhir, yang memungkinkan kami memaksimalkan hasil operasi sekaligus meminimalkan kerusakan pada pasukan kami,” katanya Sabtu (28/10/2023).

Letnan Satu Derek Chen dari Tim Tempur Brigade Stryker ke-2 Divisi Infanteri ke-4 AS mengatakan latihan ini menawarkan "pengalaman yang membuka mata" dan aset tersebut akan bermanfaat dalam operasi tempur di masa depan.

Militer Korsel meluncurkan brigade TIGER tahun lalu sebagai unit percontohan untuk operasi peperangan di masa depan dengan menggunakan drone dengan kecerdasan artifisial dan kendaraan tempur yang sangat mobile. Korsel ingin mengubah semua unit tempurnya berdasarkan model brigade TIGER pada tahun 2040.

Korsel juga mengadakan kompetisi perang masa depan internasional pertamanya selama lima hari hingga Sabtu, yang diikuti oleh sekitar 300 tentara dari lima negara termasuk Inggris, Uzbekistan dan Kamboja

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement