Senin 30 Oct 2023 23:40 WIB

Dalami Motif, Polisi Cek Kejiwaan SS yang Ancam dan Aniaya Dokter Gigi di Bandung

Satreskrim Polrestabes menyebut modus pelaku melakukan teror di media sosial.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Samuel Suryana pelaku penganiayaan dan pengancaman terhadap seorang dokter di Kota Bandung digiring di Mapolrestabes Bandung, Selasa (24/10/2023).
Foto: Dok Republika
Samuel Suryana pelaku penganiayaan dan pengancaman terhadap seorang dokter di Kota Bandung digiring di Mapolrestabes Bandung, Selasa (24/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Satreskrim Polrestabes Bandung akan mengecek kondisi kejiwaan Samuel Sunarya pelaku yang mengancam dan aniaya dokter gigi Vissi El Alexander ke Rumah Sakit Sartika Asih, Bandung. Tes kejiwaan dilakukan untuk mendalami motif pelaku menganiaya dan mengancam korban.

"Kami akan menyurat ke RS Sartika Asih, kebetulan di sana ada dokter spesialis ahli kejiwaan. Kami akan mengirimkan surat untuk selanjutnya dapat diperiksa kejiwaan SS," ucap Kasatreskrim Polrestabes Bandung Kompol Agtha Bhuwana Putra, Senin (30/10/2023).

Pemeriksaan kejiwaan, ia menuturkan bagian dari tambahan keterangan dan pendalaman motif. Sehingga diharapkan motif kasus penganiayaan akan terang benderang.

"Iya, karena memang kami coba dalami karena motifnya itu matang kemudian proses penyidikan berlanjut dan menemukan titik terang," kata dia.

Agtha melanjutkan pihaknya juga sudah mendalami laporan pengaduan terhadap SS terkait pelanggaran undang-undang informasi transaksi elektronik. Modus pelaku melakukan teror di media sosial.

"Jadi laporan yang lain terkait ITE, yang bersangkutan memang sama modusnya melakukan teror melalui medsos, kemudian laporan tersebut kami tindaklanjuti bersamaan dengan proses hukum yang sedang dijalani oleh tersangka, kita laksanakan berbarengan," kata dia.

Ia mengatakan tes kejiwaan dilakukan untuk mengetahui terkait sikap pelaku yang selalu provokatif. Sehingga laporan secara medis dan profesional akan diterima penyidik.

Agtha mengaku tidak menutup kemungkinan terdapat korban-korban lainnya. Para korban merasa tidak terima dengan sikap provokatif pelaku.

Terkait prarekonstruksi kemarin, ia menyebut menjadi dasar sumber informasi. Penyidik selanjutnya melakukan pendalaman.

"Mungkin memang secara pembuktian kasus ini tidak terlalu sulit, namun untuk mematangkan motif ataupun latar belakang dari tersangka kami minta ahli dari dokter kejiwaan Sartika Asih," ungkap dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement