REPUBLIKA.CO.ID, MAKHACHKALA -- Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (30/10/2023) menuduh Ukraina dan negara Barat menghasut kerusuhan anti-Israel di bandara Makhachkala di Dagestan sehari sebelumnya. Tuduhan yang oleh Washington disebut tidak masuk akal.
Pasukan keamanan Rusia telah menahan lebih dari 80 orang sejak insiden tersebut, yang menyebabkan para perusuh di wilayah mayoritas Muslim mengambil alih landasan pacu pada Ahad (29/10/2023) malam dalam upaya untuk mengepung sebuah pesawat yang terbang dari Israel.
“Peristiwa di Makhachkala tadi malam dipicu melalui jejaring sosial, tidak terkecuali dari Ukraina, melalui agen-agen layanan khusus Barat,” kata Putin dalam pertemuan yang disiarkan televisi, Senin (30/10/2023).
Berbicara kepada para petinggi Dewan Keamanannya, Putin mengatakan ada “upaya” untuk mengacaukan masyarakat Rusia dan menuduh AS menabur ketidakstabilan di Timur Tengah.
“Siapa yang mengorganisir kekacauan mematikan ini dan siapa yang mendapat keuntungan darinya saat ini, menurut pendapat saya, sudah menjadi jelas… Elit penguasa AS saat ini dan negara-negara satelitnya adalah pihak yang paling diuntungkan dari ketidakstabilan dunia,” kata Putin.
Dia menambahkan bahwa penegakan hukum Rusia perlu mengambil “tindakan tegas, tepat waktu dan jelas” setelah kerusuhan untuk melindungi “keharmonisan antaragama”.
Komentar Putin muncul setelah Kementerian Luar Negeri Moskow menuduh Kiev memainkan “peran langsung” dalam kerusuhan Dagestan, sebuah tuduhan yang disebut Washington “tidak masuk akal”. “Dengan latar belakang tayangan TV yang menunjukkan kengerian yang terjadi di Jalur Gaza – kematian banyak orang, anak-anak, orang tua, sangat mudah bagi musuh untuk mengambil keuntungan dan memprovokasi situasi tersebut,” juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan.
Kiev dengan cepat menolak tuduhan tersebut. “Peristiwa di Makhachkala mencerminkan anti-Semitisme yang mengakar di kalangan elit dan masyarakat Rusia,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Oleg Nikolenko dalam sebuah postingan di Facebook.
"Saya telah melihat komentar mereka yang menyalahkan Ukraina. Itu tidak masuk akal," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller kepada wartawan, Senin.
“Kami menyerukan kepada pihak berwenang Rusia untuk secara terbuka mengutuk protes yang penuh kekerasan ini, meminta pertanggungjawaban siapa pun yang terlibat, dan menjamin keselamatan warga Israel dan Yahudi di Rusia,” katanya.
Massa turun ke bandara Makhachkala pada Ahad malam, menerobos penghalang dan mengambil alih landasan pacu, dalam upaya untuk mengepung sebuah pesawat yang terbang dari Israel.
Pihak berwenang mengatakan 60 orang telah ditangkap, diduga melakukan penyerangan dengan kekerasan di bandara dan berusaha menyerang orang Yahudi.