Selasa 31 Oct 2023 19:25 WIB

Kelompok Houthi Yaman Ikut Menyerang Israel dengan Drone

Kelompok Houthi memperoleh dukungan dari Iran.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Kelompok Houthi Yaman . Ilustrasi
Foto: Anadolu Agency
Kelompok Houthi Yaman . Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA – Kelompok milisi Houthi Yaman melancarkan serangan drone ke Israel pada Selasa (31/10/2023). Sebelum Houthi, Israel diketahui sudah menerima serangan dari kelompok Hizbullah Lebanon.

“Drone ini milik negara Yaman,” kata Abdelaziz bin Habtour yang menjabat sebagai perdana menteri pemerintah Houthi ketika ditanya tentang serangan drone ke wilayah Eilat di Israel selatan, dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

Houthi adalah kelompok yang terlibat dalam konflik sipil Yaman. Sejak 2014, mereka berhasil menguasai sebagian besar wilayah Yaman, termasuk ibu kota, Sanaa. Terkait eskalasi pertempuran di Gaza, Habtour mengatakan, Houthi merupakan bagian dari poros perlawanan terhadap Israel.

Habtour mengungkapkan, Houthi akan segera merilis pernyataan terperinci tentang keterlibatan mereka dalam perlawanan terhadap Israel. Sebelumnya militer Israel melaporkan adanya intrusi pesawat musuh yang memicu sirene peringatan di daerah Eilat, sebuah kota resor di Laut Merah. “Tidak ada ancaman dan bahaya di kawasan ini,” ujar Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari.

Israel sempat menuding Houthi bertanggung jawab atas serangan drone pada Jumat (27/10/2023) pekan lalu. Militer Israel mengatakan, pesawat tempur mereka berhasil mencegat drone tersebut yang bergerak menuju wilayah Israel selatan. Kala itu militer Mesir melaporkan adanya puing-puing yang menghantam sebuah bangunan di resor Taba di Sinai. Sebanyak enam orang terluka akibat kejadian itu.

Pada 19 Oktober 2023, Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mengatakan menembak jatuh tiga rudal jelajah serangan darat dan sejumlah drone yang ditembakkan Houthi. AS menduga rudal dan drone tersebut diarahkan menuju wilayah Israel.

Selain Houthi, kelompok Hizbullah Lebanon juga secara berkala melancarkan serangan udara ke Israel. Serangan tersebut mulai dilakukan sejak pecahnya pertempuran antara Hamas dan Israel pada 7 Oktober 2023 lalu. Houthi dan Hizbullah adalah dua kelompok yang sama-sama memperoleh dukungan dari Iran.

Pekan lalu Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan, negaranya tidak tertarik terlibat perang dengan musuh lain selain Hamas. Meski mengetahui adanya serangan berkala dari kelompok Hizbullah Lebanon, dia menegaskan Israel tak ingin memperluas perang.

“Kami melancarkan perang di front selatan melawan Hamas, bersiap menghadapi segala perkembangan di utara, Hizbullah menderita banyak kerugian. Namun, kami tidak tertarik untuk memperluas perang,” kata Gallant kepada awak media pada Kamis (26/10/2023) pekan lalu setelah ditanya tentang kemungkinan konfrontasi Israel dengan Iran.

Sejauh ini lebih dari 8.300 warga Gaza terbunuh akibat serangan Israel yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 lalu. Sementara korban luka melampaui 21 ribu orang. Agresi Israel juga menyebabkan lebih dari 1 juta warga Gaza terlantar dan mengungsi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement