Rabu 01 Nov 2023 13:48 WIB

Instruksi Kapolri di Apel Kasatwil: Amankan Seluruh Tahapan Pemilu dan Program Pembangunan

Apel Kasatwil juga jadi upaya Polri kawal pembangunan nasional

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menginstruksikan kepada seluruh Pejabat Utama, Kapolda dan Kapolres se-Indonesia untuk mengamankan seluruh tahapan Pemilu serentak tahun 2024 hingga mengawal agenda program nasional yang sudah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Foto: Dok Polri
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menginstruksikan kepada seluruh Pejabat Utama, Kapolda dan Kapolres se-Indonesia untuk mengamankan seluruh tahapan Pemilu serentak tahun 2024 hingga mengawal agenda program nasional yang sudah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menginstruksikan kepada seluruh pejabat utama, kapolda, dan kapolres se-Indonesia untuk mengamankan seluruh tahapan pemilu serentak tahun 2024 hingga mengawal agenda program nasional yang sudah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Hal itu disampaikan oleh Kapolri saat memimpin Apel Kepala Satuan Wilayah (Kasatwil) se-Indonesia di Hotel Ritz Cartlon, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, (1/11/2023). 

"Hari ini, Polri melaksanakan Apel Kasatwil yang diikuti oleh seluruh Pejabat Utama, para Kapolda, Kapolres seluruh wilayah, untuk mempersiapkan personel Polri baik di pusat maupun daerah untuk bisa mengawal dan melaksanakan tahapan pemilu yang saat ini sudah berjalan, betul-betul bisa berjalan dengan baik," kata Sigit. 

Menurut Sigit, Apel Kasatwil ini dilaksanakan, selain memastikan pengamanan seluruh rangkaian pemilu, Polri juga harus tetap melakukan pengawalan terhadap seluruh program pembangunan nasional agar berjalan secara aman dan lancar sesuai rencana pemerintah. 

"Disisi lain, selain tahapan Pemilu kita tetap harus melaksanakan program-program yang sudah menjadi agenda nasional, mengawal program pembangunan yang harus tuntas pada 2023 dan 2024," ujar Sigit. 

Tak hanya itu, Sigit menekankan, seluruh jajaran Polri juga harus mewaspadai meningkatnya eskalasi dinamika situasi global yang bisa berdampak di dalam negeri.  

"Dihadapkan pada eskalasi tantangan global yang tentunya berdampak terhadap situasi dan kondisi kamtibmas dalam negeri. Yang tentunya Polri, harus siap baik dalam menghadapi tahapan pemilu yang ada maupun menghadapi dinamika tantangan global yang tentunya berimplikasi terhadap meningkatnya kejahatan tertentu," kata Sigit. 

Untuk diketahui, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri telah melakukan serangkaian penangkapan terhadap tersangka kasus tindak pidana terorisme. Sepanjang Oktober ini saja, detasemen berlambang burung hantu itu telah meringkus 59 orang. 

Dengan adanya Apel Kasatwil ini, Sigit menjelaskan, Polri telah menyiapkan strategi dan perencanaan yang matang dalam menghadapi seluruh agenda nasional maupun tantangan global yang bisa berpengaruh ke dalam negeri. 

Sigit menekankan, dengan adanya kesiapan yang matang dari Polri, situasi keamanan dan ketertiban masyarakat tetap berjalan aman dan damai sehingga seluruh tahapan Pemilu dan program nasional bisa terus berjalan secara lancar. 

"Ini semua menjadi bagian yang harus kita rencanakan dan  persiapkan. Sehingga, seluruh tantangan dan juga masalah yang muncul dari tahapan Pemilu, eskalasi global yang kemudian berdampak pada situasi dalam negeri dan berbagai macam kebijakan pembangunan yang harus kita kawal, semuanya harus berjalan," ujar Sigit. 

Disisi lain, Sigit kembali menegaskan kepada seluruh jajarannya untuk tetap mengawal dan mempertahankan nilai persatuan dan kesatuan dalam momentum pesta demokrasi lima tahunan ini. 

Perbedaan pendapat dan pilihan, kata Sigit, adalah hal biasa terjadi dalam Pemilu. Namun, merawat bingkai persatuan-kesatuan adalah hal utama yang harus terus menjadi komitmen seluruh lapisan masyarakat. 

"Mungkin itu inti yang kita laksanakan kali ini dan tentunya bagaimana kita bisa menjaga situasi perbedaan pendapat karena perbedaan pilihan ini tidak membuat kondisi di lapangan dan masyarakat menjadi panas, panasnya saya kira biar di televisi, di media sosial, tapi di lapangan, di grass root semuanya harus dingin," kata Sigit. 

"Yang namanya persatuan dan kesatuan harus kita jaga. Oleh karena itu literasi, edukasi di media sosial terus kita lakukan dan yang berdampak terhadap masalah polarisasi, berdampak terhadap SARA, mau tidak mau kita akan berikan peringatan, kalau terus melanjutkan kita akan lakukan penegakan hukum secara tegas. Saya kira itu langkah yang harus kita lakukan untuk jaga persatuan dan kesatuan yang menjadi syarat dan modal utama untuk pembangunan menuju visi Indonesia Emas 2045," ujar Sigit menegaskan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement