REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengingatkan agar tidak melupakan sekutu Israel dalam pembantaian terhadap warga Palestina. Negara-negara Barat dinilai ikut bertanggung jawab atas serangan yang dilakukan terhadap Gaza.
“Dunia Islam tidak boleh lupa bahwa dalam isu krusial di Gaza, pihak yang menentang bangsa Palestina yang tertindas adalah AS, Perancis, dan Inggris,” kata Khamenei diiringi teriakan “Matilah Israel” dan “Matilah Amerika”.
Leader of the Islamic Revolution Ayatollah Seyyed Ali Khamenei says the United States is a "definite accomplice" in the Zionist regime’s crimes against the people of the Gaza Strip.https://t.co/yr8zthM77a pic.twitter.com/Grp9X80r0t
— Press TV (@PressTV) October 25, 2023
Menurut Khamenei, saat ini banyak orang di seluruh dunia telah menyadari keterlibatan Barat dalam serangan Israel ke Palestina. Posisi ini pun menggerus kredibilitas AS di panggung dunia.
“Lihatlah apa yang terjadi di dunia. Di Inggris, Prancis, Italia, dan AS, banyak orang turun ke jalan dan meneriakkan slogan-slogan yang menentang Israel dan AS. Mereka telah kehilangan kredibilitasnya dan sungguh, tidak ada solusi bagi mereka karena mereka tidak dapat membenarkan serangan Israel,” kata Khamenei.
Selain mengkritik Barat, Khamenei pun meminta negara-negara Muslim untuk menghentikan ekspor minyak dan makanan ke Israel. “Pengeboman di Gaza harus segera dihentikan, jalur ekspor minyak dan pangan ke rezim Zionis harus dihentikan,” kata Khamenei kepada sekelompok mahasiswa di Teheran.
Israel telah melancarkan pengeboman yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Gaza dan memberlakukan pengepungan terhadap daerah kantong tersebut. Pihak berwenang Palestina mengatakan lebih dari 8.000 orang telah terbunuh.
Para ulama Iran telah memperingatkan Israel akan terjadinya eskalasi jika mereka gagal mengakhiri agresi terhadap warga Palestina. Pihak berwenang mengindikasikan bahwa proksi yang didukung Teheran di Timur Tengah siap mengambil tindakan.
Mendukung perjuangan Palestina telah menjadi pilar politik Republik Islam sejak Revolusi Islam pada 1979. Iran pun tidak mengakui negara Israel dan mendukung posisi kemerdekaan negara Palestina.
Israel telah lama menuduh ulama Iran memicu kekerasan dengan memasok senjata ke Hamas. Teheran mengatakan pihaknya memberikan dukungan moral dan finansial kepada kelompok yang menguasai Jalur Gaza.