Kamis 02 Nov 2023 17:33 WIB

Kondisi Istri dalam Kasus Kematian Ayah dan Anak Masih Lemah, HB-nya Cuma 7

Hasil autopsi penyebab kematian ayah dan anak di Koja belum keluar.

Rumah tempat penemuan jasad ayah dan anak yang membusuk di Jalan Balai Rakyat V, RT 006 RW 003, Kelurahan Tugu Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Senin (30/10/2023).
Foto: Republika/ Alkhaledi Kurnialam
Rumah tempat penemuan jasad ayah dan anak yang membusuk di Jalan Balai Rakyat V, RT 006 RW 003, Kelurahan Tugu Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Senin (30/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Sakit Bhayangkara Raden Said Sukanto (RS Polri) Kramat Jati menyebutkan kondisi NP, istri dari ayah berinisial H (50) dan ibu dari anaknya A (2) yang jasadnya ditemukan membusuk di Koja, Jakarta Utara, masih lemah. Tekanan darah rendah karena berhari-hari tak makan. 

"Tekanan darahnya rendah karena berhari-hari tak mau makan," kata Kepala RS Polri Kramat Jati Brigjen Pol Hariyanto ketika dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Kondisi demikian terjadi sejak NP dikirim ke RS Polri Kramat Jati dari RSUD Koja beberapa waktu lalu. "HB-nya rendah, jadi kalau orang normal sekitar 13/14 gitu kan. Nah ini saat kita periksa itu HB-nya 7. Mungkin dia sakit lama atau mungkin kurang darahnya. Nah, itu harus kita perbaiki ya, minimal HB-nya bisa sampe 10," ucapnya.

Jenderal bintang satu itu memastikan tidak ada luka yang dialami oleh NP.

Terkait autopsi jasad ayah dan anak itu, Hariyanto mengatakan hingga kini hasil autopsinya masih belum selesai dilakukan sehingga belum diketahui penyebab kematiannya.

"Belum ada, jadi kan ada pemeriksaan keluar itu yang oleh penyidik diperiksakan di toksikologi yaitu di Puslabfor nah sama eksapatologi," kata dia.

Sebelumnya, Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara melibatkan tim ahli dari Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Universitas Indonesia dalam pelaksanaan olah tempat kejadian perkara yang ketiga kali untuk membantu penyelidikan mengungkap kematian ayah dan anak di Koja.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Jakarta Utara AKBP Iverson Manossoh kepada wartawan di Jalan Balai Rakyat V, Jakarta Utara, Selasa (1/11) mengatakan tim ahli UI tersebut akan bekerja sama dengan tim gabungan ahli hispatologi forensik, ahli toksikologi forensik, tim identifikasi, dan tim gabungan Reskrim Polres Jakarta Utara beserta Kepolisian Sektor Koja.

"Kami menyertakan Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor ) UI untuk memeriksa dan mengidentifikasi secara psikologi forensik. Semua ahli ini kami libatkan dalam penanganan Tempat Kejadian Perkara (TKP) secara terpadu agar kami maksimal dalam mengumpulkan bukti-bukti," kata Iver di Jalan Balai Rakyat V, Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara.

Penyebab tewasnya bapak dan anak yang jenazahnya ditemukan di kediamannya, Jalan Balai Rakyat V Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara, Sabtu lalu berusaha diungkap lewat berbagai metode saintifik oleh pihak penyelidik.

Pasalnya, dugaan penyebab kematian hingga kini masih belum diketahui. Tim olah TKP diketahui datang dua kali pada Selasa, pertama pada pukul 10.32 WIB dan kedua pada Selasa petang pukul 17.00 WIB

Diketahui korban Hamka Rusdi (50) merupakan seorang bapak beranak dua, pemilik usaha jenis pemberangkatan ibadah haji/umrah. Selain itu status kepemilikan rumah juga merupakan milik sendiri dan mempunyai satu unit mobil dan sepeda motor.

Toksikologi dipandang perlu untuk mengidentifikasi unsur keracunan atau penggunaan obat keras yang mungkin berhubungan dengan kematian korban. Histopatologi forensik dapat mengungkap adanya kemungkinan korban menderita penyakit sebelum kematiannya.

Sementara itu ahli psikologi forensik diperlukan untuk mengidentifikasi tempat kejadian perkara (TKP) dari aspek psikologi forensik.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement