Ahad 05 Nov 2023 17:46 WIB

Harga Beras Naik, Ini Kata Pedagang Beras di Tangerang

Pedagang mengatakan stok tersedia, tapi ada faktor lain yang membuat harga beras naik

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Fuji Pratiwi
Pedagang beras di Pasar Lembang, Kelurahan Sudimara Selatan, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang.
Foto: Republika/Yoriesta Afnenda Ramizal
Pedagang beras di Pasar Lembang, Kelurahan Sudimara Selatan, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pedagang beras di Ruko Taman Adiyasa, Kabupaten Tangerang, Banten, membenarkan harga beras mengalami kenaikan harga. Kenaikan harga bervariasi, antara Rp 2.000 hingga Rp 3.000 per liter.

Pedagang beras Karawang di Ruko Taman Adiyasa, Dio, mengaku kenaikan harga beras memang terjadi. "Kenaikan harga beras sekitar enam bulan terakhir," saat ditemui Republika di kios tempat dia berjualan, Ahad (5/11/2023).

Baca Juga

Terkait penyebab kenaikan harga karena kehabisan stok, Dio membantahnya. Dio menyebutkan ada beberapa alasan yang menyebabkan harga makanan pokok rakyat Indonesia ini jadi meningkat.

Pertama, harga bahan bakar minyak (BBM) naik, kemudian harga pupuk juga meningkat, dan tidak menutup kemungkinan harga benih padi yang juga ikut naik. "Karena kami mendapatkan beras ini dari petani Karawang langsung. Sehingga, kalau ditanya masalah stok yang jadi penyebab kenaikan harga, sebenarnya tidak ada pengaruhnya," kata dia.

Sebelumnya, Pemerintah pada Maret 2023 lalu, telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) beras medium sebesar Rp 10.900 per kilogram (kg)-Rp 11.800 per kg. Adapun harga riil beras medium saat ini tengah melonjak hingga lebih dari Rp 13 ribu per kg, berdasarkan catatan Badan Pangan Nasional. 

Sementara itu, HET untuk beras premium, sebesar Rp 13.900 per kg-Rp 14.800 per kg. Adapun harga riil beras premium saat ini sudah dihargai sekitar Rp 15 ribu per kg.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement