REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bank Syariah Indonesia (BSI) secara bertahap terus memberdayakan transaksi sosial zakat, infak, sedekah dan waqaf (ZISWAF). Instrumen keuangan syariah tersebut memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat secara berkelanjutan, jika diberdayakan melalui program-program produktif yang bergulir.
Tercatat hingga September 2023, jumlah user BSI mencapai 5,90 juta bertumbuh 32,8 persen secara tahunan. Adapun transaksinya mencapai 266,29 juta kali bertumbuh 42,25 persen secara tahunan. Sedangkan nilai transaksi ZISWAF sendiri mencapai lebih dari Rp80 miliar, sekitar 7 juta transaksi.
“Artinya, preference masyarakat terhadap transaksi halal terus mengalami kenaikan. Hal ini seiring dengan upaya-upaya BSI dalam mendorong peningkatan inklusi keuangan syariah,”kata Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna , Ahad (5/11/2023).
BSI juga berkomitmen terus memperkuat ekosistem ekonomi Islam sebagai strategi untuk mendorong percepatan inklusi keuangan syariah di Indonesia, baik dari sisi pengelolaan dana, manajemen keuangan serta pembiayaan.
Pengembangan ekosistem ekonomi Islam tersebut dilakukan melalui pemberdayaan dan penguatan ekosistem pesantren, sekolah Islam, bisnis layanan ibadah haji dan umrah hingga ekosistem manajemen masjid. BSI juga bertekad menjadi partner keuangan syariah yang kompeten dan siap secara digital.
Harapannya adalah sistem pesantren, sekolah dan lembaga pendidikan Islam, bisnis haji dan umrah, manajemen pengelolaan masjid akan terstruktur dari sisi manajemen keuangan syariahnya. Dari data yang dimiliki Perseroan, tercatat hingga September 2023 BSI tengah mengembangkan lebih dari 31.000 pesantren, dengan dana kelolaan mencapai Rp928 miliar. Adapun dana kelolaan sekolah Islam mencapai Rp4,5 triliun, yang mencakup lebih dari 187.000 sekolah.