Senin 13 Nov 2023 20:20 WIB

Pemilu 2024 dan Ibrah Kejujuran

Kejujuran jadi kunci sukses Pemilu 2024 untuk melahirkan pemimpin berkualitas.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi Pemilu
Foto: republika/mgrol100
Ilustrasi Pemilu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sifat jujur merupakan inti dari ajaran Islam. Dalam bahasa Arab kata jujur disebut dengan shiddiq yang juga bermakna berkata benar. Lawan dari sifat Siddiq adalah kidzib yang berarti dusta. Jujur adalah sifat Rasulullah SAW. Sejak kecil Rasulullah SAW selalu berkata jujur kepada siapapun. Sebab itu, Rasulullah SAW disegani setiap orang. 

Karena itu kejujuran menempati kedudukan istimewa dalam ajaran Islam, sebab kejujuran merupakan penopang atau penyangga jalan kebaikan bagi manusia. Bahkan ada pendapat ulama salah satunya Imam Qusyairi bahwa orang yang jujur derajatnya setingkat di bawah para nabi. Ini berlandaskan Alquran surat An Nisa ayat 69. 

Baca Juga

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا

Artinya: Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin (Orang-orang yang berkara benar atau jujur) orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (An Nisa ayat 69). 

Rasulullah SAW pernah mengingatkan Ali bin Abi Thalib agar selalu jujur dalam hidup meski dengan kejujuran itu berisiko membahayakan diri. Sebaliknya Rasulullah mengingatkan agar menjauhi dusta kendatipun membuat aman sementara. 

يَا عَلِيُّ، أَصْدُقْ وَإِنْ ضَرَّكَ فِي الْعَاجِلِ فَإِنَّهُ يَنْفَعُكَ فِي الْآجِلِ وَلَا تَكْذِبْ وَإِنْ نَفَعَكَ فِي الْعَاجِلِ فَإِنَّهُ يَضُرُّكَ فِي الْآجِلِ

Artinya: Wahai Ali jujur lah engkau, walaupun karena kejujuran itu membahayakan dirimu di dunia, sesungguhnya jujur itu bermanfaat untukmu di akhirat. Dan jangan lah engkau berdusta, walaupun dusta itu (membuatmu) bermanfaat di dunia tapi sesungguhnya dusta itu akan membahayakan dirimu di akhirat.  (Lihat kitab Wasiyatul Mustofa karya Syekh Abdul Wahab bin Ahmad bin Ali bin Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Musa Asy Syarani Al Anshari Asy Syafi'i Asy Syadzili Al Mishri atau dikenal sebagai Imam Asy Syarani)

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement