Senin 13 Nov 2023 20:45 WIB

RS Indonesia Dikabarkan Gunakan Minyak Goreng untuk Nyalakan Generator

Kondisi rumah sakit di Gaza semakin memprihatinkan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
Foto: AFP/Bashar Taleb
Rumah Sakit Indonesia di Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Beredar informasi Rumah Sakit Indonesia di Gaza menggunakan minyak goreng untuk menyalakan generator yang telah mati karena kehabisan bahan bakar. Tersebar tumpukan kardus dan puluhan botol minyak goreng dalam sebuah foto.

"Warga Palestina menggunakan minyak goreng untuk mengoperasikan generator listrik karena kurangnya bahan bakar di rumah sakit Indonesia, di utara Gaza. 13.11.23," ujar keterangan foto tersebut.

Baca Juga

Penggunaan minyak goreng untuk menjalankan mesin ini juga dilakukan warga Gaza terhadap kendaraan bermotor. Beredar foto yang menunjukan para warga memasukan minyak goreng ke tangki bensin agar mobil-mobil bisa berjalan.

Dalam sebuah foto yang dibagikan Aljazirah, tampak warga menuangkan minyak goreng ke mobil mereka. "Seorang pria Palestina menuangkan minyak goreng ke dalam mobil di Rafah. Israel mengatakan tidak akan ada bahan bakar yang dikirim ke Gaza dan tidak ada gencatan senjata kecuali para tawanan yang ditangkap oleh Hamas dibebaskan," tulis keterangan foto tersebut.

Kondisi rumah sakit di Gaza semakin memprihatinkan. Menurut keterangan staf dikutip dari Alarabiyah, Al-Shifa dan rumah sakit lain di Gaza utara hampir tidak mampu merawat pasien. Semakin banyak orang yang terbunuh dan terluka setiap hari akibat pemboman Israel, namun semakin sedikit tempat yang bisa dituju oleh korban luka.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Al-Qidra mengatakan, tembakan Israel meneror pejabat medis dan warga sipil. Seorang ahli bedah plastik di rumah sakit mengatakan, pemboman gedung inkubator telah memaksa mereka untuk menjajarkan bayi prematur di tempat tidur biasa, menggunakan sedikit daya yang tersedia untuk menghangatkan AC.

“Kami tahu ini sangat berisiko. Kami memperkirakan akan kehilangan lebih banyak dari mereka dari hari ke hari," kata Dr Ahmed El Mokhallalati.

Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan staf medis di rumah sakit terbesar kedua di Gaza utara al-Quds berjuang untuk merawat mereka yang kekurangan obat-obatan, makanan, dan air. “Rumah Sakit Al Quds telah terputus dari dunia luar dalam 6-7 hari terakhir. Tidak ada jalan masuk, tidak ada jalan keluar,” kata juru bicara Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Tommaso Della Longa.

Israel mengatakan, para dokter, pasien, dan ribuan pengungsi yang mengungsi di rumah sakit di Gaza utara harus pergi sehingga Israel dapat menghancurkan yang diklaim sebagai pusat komando Hamas yang berada di bawah dan di sekitar area tersebut. Hamas membantah menggunakan rumah sakit dengan cara seperti itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement