REPUBLIKA.CO.ID,LONDON — Tanggapan global terhadap pembantaian Israel yang sedang berlangsung di Gaza, yang secara membabi buta menargetkan perempuan dan anak-anak, semakin intensif. Protes berlanjut dari Amerika Serikat ke Inggris, Rusia ke Malaysia dan penyebaran global boikot terhadap produk-produk asal Israel semakin meningkat.
Ketika gerakan untuk memboikot barang-barang Israel mendapatkan momentum, individu-individu yang berkomitmen untuk tujuan ini dengan sungguh-sungguh mencari alternatif. Khususnya, permintaan untuk produk halal telah melonjak dua kali lipat dalam tiga minggu terakhir.
Ketua Dewan KTT Halal Dunia dan kepala Discover Events, Yunus Ete, menyatakan bahwa genosida telah dilakukan di Gaza selama hampir 40 hari terakhir dan mengatakan: "Meskipun para pemimpin di AS dan Eropa tetap diam, publik mengekspresikan kemarahan yang signifikan. Protes terjadi di banyak negara di seluruh dunia, dan boikot produk Israel seperti di negara kita, meningkat dari hari ke hari secara global."
Ete menjelaskan bahwa pencarian alternatif untuk barang-barang Israel telah dipercepat di banyak negara di seluruh dunia.
"Situasi ini telah mengarahkan permintaan ke produk bersertifikat halal. Terutama dalam tiga minggu terakhir, penjualan produk bersertifikat halal, dari makanan hingga bahan kebersihan, farmasi hingga tekstil, telah menunjukkan peningkatan lebih dari 100 persen,” kata Ete, dilansir dari Daily Sabah, Selasa (14/11/2023).
Ete menunjukkan bahwa produk Israel memiliki monopoli yang kuat di seluruh dunia. Faktanya, kata dia, banyak produk bersertifikat halal memiliki kualitas yang sama atau bahkan lebih tinggi, tetapi merek-merek ini berjuang untuk mematahkan monopoli.
“Sekarang, permintaan yang kuat telah muncul di seluruh dunia. Permintaan dari mereka yang mencoba produk alternatif akan meningkat dengan cepat,” jelas Ete.
Ete menuturkan bahwa acara halal dunia melalui KTT Halal Dunia terus berlangsung selama bertahun-tahun. Tahun ini, KTT Halal ke-9 dan Pameran Halal Expo 2023 Organisasi Kerjasama Islam (OKI) ke-10 akan berlangsung di Istanbul Fair Center antara 23-26 November.
"Produk halal, melampaui 7 triliun dolar AS secara global dan diperkirakan akan mencapai 10 triliun dolar AS dalam lima tahun ke depan, mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dengan momentum baru-baru ini," kata Ete.
Ete menjelaskan bahwa minat pada pameran dari luar negeri telah meningkat bersamaan dengan boikot. "Mereka yang mencari waralaba halal, perusahaan asing yang meneliti makanan halal, kosmetik, dan produk kebersihan telah mulai mendaftar sebagai pengunjung secara intensif,” kata Ete.
Pengunjung diharapkan capai 40 ribu
Pameran tahun lalu melihat partisipasi 446 perusahaan lokal dan internasional dari 39 negara, dengan 31.905 pengunjung. Pada tahun ini, ada lebih dari 500 perusahaan lokal dan internasional dari lebih dari 60 negara akan berpartisipasi.
“Kami memperkirajan lebih dari 40 ribu pengunjung, termasuk 10 ribu peserta internasional," catat Ete.
Dia mengatakan perusahaan-perusahaan penting dalam makanan, teknologi makanan, kosmetik, farmasi, tekstil dan mode sederhana berpartisipasi dalam acara tersebut.
Tahun ini, ia menambahkan bahwa ada juga permintaan serius untuk peserta pameran dari sektor yang berkaitan dengan keuangan Islam dan pariwisata halal.
'Dunia yang lebih adil'
Ete mengatakan, telah membahas tema Palestina hampir setiap tahun di organisasi. Namun, tahun ini, Palestina sedang menjalani genosida di depan seluruh dunia. Oleh karena itu, tema utama pameran dan KTT yang akan diselenggarakan tahun ini adalah Palestina.
"Kami tidak pernah mengambil sikap politik, tetapi kami percaya masalah Palestina bukan masalah politik tetapi kemanusiaan," kata Ete, menunjukkan bahwa salah satu tema utama KTT Halal Dunia adalah "Dunia yang Lebih Adil."
Ete juga mengingat "International Chefs Championship," yang diselenggarakan bersamaan dengan pameran dan pertemuan puncak sejak 2018, dan mengumumkan acara khusus tahun ini: "Hari Palestina."
"Berkolaborasi dengan Konfederasi Koki dan Koki Kue Turki (TAŞPAKON) dan Platform Komunitas Koki Negara Islam Dunia (WICS), kami akan menja Tuan Rumah 1.000 koki di Kejuaraan Koki Internasional," katanya.
"Pada Hari Palestina yang kami tetapkan, koki terkenal dari seluruh dunia akan menyiapkan hidangan dari masakan Palestina, menampilkan budaya dan warisan kuliner negara," katanya, menambahkan bahwa mereka berencana untuk menyelenggarakan kompetisi gastronomi untuk siswa sekolah menengah dan anak-anak dengan kebutuhan khusus.
Sumber: