Selasa 14 Nov 2023 16:41 WIB

Zionis Israel Akui Tekanan Internasional Meningkat Akibat Serang Gaza

Zionis Israel abaikan seruan PBB untuk genjatan senjata di Gaza

Menlu Zionis Israel, Eli Cohen, menyebut tekanan internasional meningkat atas negaranya.
Foto: EPA-EFE/ORESTIS PANAGIOTOU
Menlu Zionis Israel, Eli Cohen, menyebut tekanan internasional meningkat atas negaranya.

REPUBLIKA.CO.ID, ANGKARA— Menteri Luar Negeri Israel,Eli Cohen, mengatakan tekanan internasional terhadap Israel akan meningkat dalam dua atau tiga pekan setelah serangan gencar mereka di Jalur Gaza. 

Menurut surat kabar Jerusalem Post, Cohen mengatakan bahwa Israel hanya memiliki waktu dua atau tiga pekan sebelum mereka kalah dalam pertempuran diplomatik di panggung internasional untuk menghentikan perang di Gaza. 

Baca Juga

“Dari sudut pandang diplomatik, kami menyadari bahwa tekanan terhadap Israel mulai terasa. Tekanannya tidak terlalu tinggi (saat ini), tetapi semakin meningkat,” kata Cohen dalam konferensi pers pada Senin (12/11/2023). 

Namun, dia menekankan bahwa operasi militer Israel di Gaza tidak akan berhenti sampai kelompok Hamas Palestina dilenyapkan dan para tawanan yang ditahan di Gaza dibebaskan. 

Hingga saat ini, delapan negara telah mengambil langkah diplomatik terhadap Israel, termasuk menarik duta besar mereka dari Tel Aviv. 

Negara-negara tersebut adalah Bolivia, Chad, Chili, Kolombia, Honduras, Yordania, Turki, dan Afrika Selatan, menurut The Jerusalem Post. 

Cohen juga mengatakan bahwa Israel khawatir 13 hingga 14 negara lainnya akan mengambil sikap serupa. “Kami menjalin kontak dekat dengan negara-negara tersebut untuk mencegah rusaknya hubungan kami dengan mereka,” ujar dia. 

Ketika serangan Israel di Jalur Gaza memasuki hari ke-38, sedikitnya 11.180 warga Palestina telah terbunuh, termasuk lebih dari 7.700 anak-anak dan perempuan, sementara lebih dari 28.200 orang lainnya terluka, menurut angka terbaru dari otoritas Palestina. 

Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid dan gereja, juga rusak atau hancur akibat serangan udara dan darat yang tiada henti yang dilancarkan Israel terhadap wilayah kantong yang terkepung sejak bulan lalu. Jumlah korban tewas di Israel hampir 1.200 korban. 

Baca juga: Zionis Israel akan Hancur Binasa 3 Tahun Lagi? Prediksi Syekh Ahmad Yasin Kembali Viral

Israel melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas yang dilakukan pejuang Hamas pada 7 Oktober 2023.

Total 22 rumah sakit di Jalur Gaza telah berhenti beroperasi akibat "agresi" Israel, kata kantor media pemerintah di daerah kantong Palestina yang terkepung itu pada Ahad (12/11/2023).

"Akibat serangan yang sengaja menargetkan rumah sakit, khususnya karena ancaman terhadap tenaga medis, total 22 rumah sakit dan 49 pusat kesehatan terpaksa berhenti beroperasi akibat agresi Israel. Selain itu, (pasukan) pendudukan juga menyasar 53 kendaraan ambulans," kata kantor itu.

Mereka mengatakan jumlah warga Palestina yang gugur sudah mencapai 11.180, termasuk 4.609 anak-anak dan 3.100 perempuan. Sementara, jumlah korban luka-luka mencapai 28.200, dengan 70 persen di antaranya anak-anak dan perempuan.

Sekitar 70 masjid hancur total, 153 lainnya rusak sebagian, dan tiga gereja menjadi sasaran serangan Israel, kata kantor media pemerintah.   

photo
Sebulan Genosida di Gaza - (Republika)

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement