REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ingin mendirikan rumah sakit lapangan di Jalur Gaza. Rencana pendirian rumah sakit lapangan diungkapkan perwakilan WHO untuk Wilayah Palestina, Richard Peeperkorn, kepada wartawan di Jenewa dari Yerusalem melalui tautan video pada hari Jumat (17/11/2023).
Pendirian rumah sakit lapangan ini, menurut Peeperkorn, dikarenakan bangunan rumah sakit yang ada di wilayah Jalur Gaza mengalami kehancuran parah yang disebabkan oleh serangan Israel.
Sebelum dimulainya perang Gaza, terdapat sekitar 3.500 tempat tidur rumah sakit di Jalur Gaza. Saat ini, hanya tersedia 1.400 tempat tidur.
Selain itu, 50 hingga 60 pasien yang sakit parah per hari harus dibawa keluar dari Jalur Gaza sesegera mungkin agar bisa menerima perawatan yang memadai di Mesir. "Pelayanan di ruang operasi dokter juga sangat terganggu, dan hanya 60 persen yang masih melakukan operasi," kata Peeperkorn.
Peeperkorn tidak menjawab apakah Israel telah memberikan indikasi akan menyetujui evakuasi dan pendirian rumah sakit lapangan.