Senin 20 Nov 2023 08:42 WIB

Kasus Sifilis pada Bayi Meningkat 11 Kali Lipat di AS, Apa Pemicunya?

Sifilis dikenal sebagai IMS karena biasanya ditularkan melalui kontak seksual.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Friska Yolandha
Kasus sifilis pada bayi di Amerika Serikat mengalami lonjakan 11 kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun.
Foto: www.freepik.com
Kasus sifilis pada bayi di Amerika Serikat mengalami lonjakan 11 kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus sifilis pada bayi di Amerika Serikat mengalami lonjakan 11 kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun. Apa yang membuat infeksi menular seksual (IMS) ini bisa mengenai bayi?

Sifilis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum, menurut Mayo Clinic. Bakteri penyebab sifilis bisa bertahan selama bertahun-tahun di dalam tubuh dan memicu kekambuhan berulang bila tak diobati.

Baca Juga

Penyakit ini dikenal sebagai IMS karena biasanya ditularkan melalui kontak seksual. Namun secara umum, sifilis dapat menular kepada siapa saja yang melakukan kontak langsung dengan lesi atau luka di tubuh orang yang terinfeksi, termasuk bayi.

Pada bayi, sifilis biasanya ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada bayi melalui kehamilan, persalinan, dan terkadang melalui proses menyusui. Sifilis pada bayi juga dikenal dengan nama sifilis kongenital.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kasus sifilis pada bayi di AS telah mencapai lebih dari 3.700 kasus pada 2022. Jumlah tersebut 11 kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan 2012.

Sifilis yang mengenai janin dalam kandungan dapat menyebabkan terjadinya keguguran dan bayi lahir mati atau stillbirth. Sedangkan pada bayi yang bisa bertahan, sifilis dapat memicu kebutaan, tuli, atau keterlambatan perkembangan yang berat.

Per 2022, CDC mencatat bahwa sifilis telah menyebabkan 231 kasus stillbirth. Masih di tahun yang sama, sifilis juga menyebabkan 51 bayi kehilangan nyawa.

Sifilis pada bayi....

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement