Senin 20 Nov 2023 17:45 WIB

Blunder PDIP yang Dinilai Sebabkan Elektabilitas Ganjar-Mahfud Merosot

Hasil survei terbaru LSI Denny JA, elektabilitas Ganjar-Mahfud alami kemerosotan.

Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menunjukan nomor urut pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam pemilihan umum tahun 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (14/11/2023). Pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar mendapatkan nomor urut 1, Pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mendapatkan nomor urut 2 dan Pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD mendapatkan nomor urut 3.
Foto: Republika/Prayogi
Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menunjukan nomor urut pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam pemilihan umum tahun 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (14/11/2023). Pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar mendapatkan nomor urut 1, Pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mendapatkan nomor urut 2 dan Pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD mendapatkan nomor urut 3.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Eva Rianti, Nawir Arsyad Akbar, Antara

Survei terbaru Denny JA menunjukkan adanya kemerosotan yang tajam pada angka elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Berdasarkan survei yang dilakukan pada 6-13 November 2023 tersebut, salah satu faktor yang menyebabkan penurunan elektabilitas paslon yang diusung PDIP dan partai koalisinya itu lantaran terjadi blunder di tubuh Partai Banteng.  

Baca Juga

"Minimal terdapat empat hal yang bisa menjelaskan mengapa Ganjar-Mahfud merosot tajam. Pertama, blunder kubu Ganjar (PDIP). Semakin menyerang Jokowi (Presiden RI yang juga kader PDIP), semakin pendukung Jokowi pergi dari Ganjar," kata Peneliti LSI Denny JA, Adjie Al Faraby di Kantor LSI Denny JA, Jakarta Timur, Senin (20/11/2023).  

Adjie menjelaskan, kubu Ganjar agaknya tidak menyadari bahwa mayoritas pemilih Ganjar adalah orang-orang yang mengidolakan Jokowi. Serangan terhadap Jokowi yang diisukan melanggengkan anak sulungnya, Gibran Rakabuming Raka berdampingan dengan Prabowo Subianto dalam Pilpres disinyalir menyebabkan pecahnya dukungan ke Ganjar.  

"Dengan kubu Ganjar dan PDIP juga simpatisannya menyerang Jokowi, justru membuat pendukung Jokowi di Ganjar-Mahfud pergi dan pindah mendukung pasangan capres-cawapres lain. Itu blunder terbesar kubu Ganjar yang tak menyadari efek Jokowi bagi elektabilitas Ganjar-Mahfud," ungkap Adjie.  

LSI Denny JA mencatat, pada Oktober 2023, pemilih yang puas terhadap Jokowi yang memilih Ganjar-Mahfud sebesar 39,4 persen. Saat ini, pada November 2023 pemilih yang puas terhadap Jokowi yang memilih Ganjar-Mahfud sebesar 31,9 persen. "Terdapat penurunan sebesar 7,5 persen," ujar Adjie. 

Suara Ganjar yang 'lari' tersebut mayoritas pergi ke paslon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka karena asaz tegak lurus pada Jokowi. Menariknya, sekitar 40 persennya beralih ke paslon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 'AMIN'. 

"Anies mendapatkan suara yang pergi dari Ganjar. Pemilih yang pergi dari Ganjar, 40,2 persen datang ke Anies. Dalam simulasi, pemilih Ganjar-Mahfud kita crosstab kepada Prabowo-Gibran dan Anies-Muhaimin, hasilnya adalah terdapat 40,2 persen pemilih Ganjar yang memilih Anies-Muhaimin," tutur Adjie.  

Diketahui, secara umum, hasil survei LSI Denny JA terbaru menunjukkan paslon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memperoleh angka elektabilitas tertinggi yakni 40,3 persen, disusul Ganjar-Mahfud sebesad 28,6 persen, kemudian AMIN di angka 20,3 persen. Survei itu dilakukan pada 6-13 November 2023 terhadap 1.200 responden tersebut. 

Hasil survei itu, menurut penuturan Adjie, menunjukkan ada peningkatan yang menonjol pada paslon AMIN dibandingkan survei Oktober 2023 lalu di angka sekitar 15 persen menjadi 20-an persen pada November 2023 . Sebaliknya, elektabilitas Ganjar-Mahfud justru merosot dibandingkan survei sebelumnya di angka 35 persen menjadi 28 persenan pada November 2023. 

photo
Peta koalisi usai Partai Demokrat menyatakan mendukung Prabowo Subianto. - (Republika)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement