Rabu 22 Nov 2023 08:03 WIB

Deklarasi Pemilu Damai, Kapolda DIY Tegaskan Polri Netral 

Gubernur menambahkan bahwa pemilu damai adalah sebuah kerja besar.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Fernan Rahadi
Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan
Foto: Dokumen
Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kapolda DIY, Irjen Pol Suwondo Nainggolan, menghadiri Deklarasi Pemilu Damai Tahun 2024 di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa, (21/11/2023). Suwondo mengungkapkan bahwa Polri netral dan tidak akan melakukan politik praktis dalam setiap kontestasi Pemilu 2024.

"Kita netral dalam operasional kepolisian, ini sudah diatur dalam undang-undang dan peraturan pemerintah. Bapak Kapolri juga sudah memberikan arahan tertulis dalam bentuk surat telegram kepada jajaran dari Mabes Polri hingga Polsek terkait netralitas Polri," kata Suwondo.

Baca Juga

Sementara itu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam sambutannya mengatakan Pemilu secara esensi merupakan proses pembelajaran dalam rangka pendewasaan bangsa. 

"Pemilu juga merupakan momentum ujian bagi seluruh elemen bangsa, mengenai seberapa jauh nilai-nilai demokrasi telah menjadi bagian dari jati diri bangsa Indonesia," ucapnya. 

Gubernur menambahkan bahwa pemilu damai adalah sebuah kerja besar yang membutuhkan partisipasi dari seluruh elemen bangsa, mulai dari tataran individu. 

"Untuk itu mari kita saling bekerja sama, sehingga Pemilu 2024 dapat menjadi bukti bahwa masyarakat telah kian cerdas dalam berpolitik, sekaligus menjadi perayaan atas kedewasaan kita sebagai Bangsa Indonesia," ajaknya. 

Turut hadir dalam acara tersebut, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Danrem 072/Pamungkas, Kepala Kejaksaan Tinggi DIY, Ketua Pengadilan Tinggi DIY, Ketua DPRD DIY, Ketua KPU DIY, Ketua Bawaslu DIY, Danlanal Yogyakarta, Danlanud Adisucipto Yogyakarta dan 24 pimpinan Partai Politik di Yogyakarta. 

Acara dilanjutkan dengan Kirab Budaya Yogyakarta Pengawasan Pemilu Damai 2024 dengan rute dari bangsal Kepatihan menuju Monumen Serangan Umum 1 Maret. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement