REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perbaikan tanggul sungai di Kota Yogyakarta dilakukan untuk menghadapi musim hujan. Pada November 2023 dasarian 3 ini, Kota Yogyakarta sudah memasuki musim hujan walaupun intensitasnya belum cukup tinggi.
Meski begitu, Pj Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo mengatakan, pihaknya tetap melakukan kesiapsiagaan dalam menghadapi musim hujan, salah satunya dengan memperbaiki tanggul-tanggul sungai.
Perbaikan ini dilakukan untuk mengantisipasi hujan dengan intensitas lebat yang dapat mengakibatkan air sungai meluap dan mengantisipasi potensi jebolnya tanggul sungai karena tidak sanggup menahan debit air.
"Saat ini sudah mulai masuk musim hujan, sehingga ada beberapa yang diantisipasi. Terkait tanggul, ada beberapa yang kita antisipasi kalau terjadi hujan tinggi dan debit air meningkat, maka ini untuk mengantisipasi agar tidak masuk ke (permukiman) warga, jadi kita perbaiki," kata Singgih di kompleks Balai Kota Yogyakarta.
Selain itu, saluran-saluran air juga dibersihkan. Diharapkan, saat terjadi hujan dengan intensitas lebat, tidak terjadi genangan air maupun banjir.
"Selain tanggul, juga dilakukan pengecekan beberapa saluran air hujan, dilakukan pembersihan oleh dinas PU," ungkapnya.
Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta juga sudah menyebut perbaikan tanggul dilakukan mengingat di 2022 lalu ada sejumlah tanggul yang jebol saat musim hujan.
Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Drainase DPUPKP Kota Yogyakarta, Rahmawan Kurniadi mengatakan, perbaikan tanggul dilakukan agar nantinya saat intensitas hujan mulai tinggi, tanggul di sungai-sungai tidak jebol. Pemantauan dan pemetaan wilayah yang rawan juga dilakukan untuk menghadapi musim hujan yang mulai terjadi di November 2023 ini.
Menurut Rahmawan, kondisi di tiga sungai utama di Kota Yogyakarta yakni Sungai Gajahwong yang mengalir di bagian timur kota, Sungai Code di bagian tengah, dan Sungai Winongo di bagian barat memiliki struktur tanggul yang sudah tua. Untuk itu, perlu antisipasi agar tanggul tersebut tidak jebol saat terjadi peningkatan debit air sungai karena hujan.
“Sehingga saat hujan deras, aliran sungai dapat meningkat dan memicu tanggul jebol, serta dapat mengakibatkan air masuk ke rumah-rumah warga. Oleh karenanya, butuh kesiapsiagaan dari pemerintah dan bekerja sama bersama warga tentunya,” kata dia.
Selain tiga sungai utama tersebut, sungai lainnya di Kota Yogyakarta seperti Sungai Manunggal, Sungai Widuri, hingga Kali Tekik tidak lepas dari pemantauan dan pengawasan. Pihaknya berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) dan instansi lainnya untuk mengantisipasi jebolnya tanggul sungai ini.
“Kita sudah melakukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Energi Sumber Daya Mineral DIY untuk mengantisipasi tanggul jebol. Harapannya ketika intensitas hujan meningkat, kita sudah siap di lapangan,” tegas Rahmawan.
Dijelaskan bahwa di 2022 ada lima kelurahan di Kota Yogyakarta yang mengalami tanggul jebol. Mulai dari Kelurahan Wirobrajan, Kelurahan Prenggan, Kelurahan Rejowinangun, Kelurahan Bener, dan Kelurahan Pandeyan.
Sementara, selama 2023 hingga November ini belum ada laporan tanggul jebol. Hal ini dikarenakan belum adanya intensitas hujan yang meningkat, sehingga pihaknya melakukan upaya agar tidak terjadi tanggul jebol mengingat di November ini sudah mulai masuk musim hujan di DIY.
Rahmawan juga mengimbau masyarakat untuk tidak membangun rumah/pemukiman di pinggir sungai. Hal ini sebagai antisipasi agar saat debit air sungai meningkat dan tanggul jebol, diharapkan tidak menimbulkan dampak yang signifikan.
“Kami mengimbau kepada masyarakat Kota Yogyakarta khususnya di wilayah bantaran sungai untuk tidak membangun rumah atau pemukiman di pinggir sungai. Jika sewaktu-waktu intensitas hujan meningkat, harapannya warga tidak terkena imbas dari talud yang jebol,” jelasnya.