REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog dari Universitas Indonesia Dra. Ike Anggraika, MSi, mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian orang tua dalam aktivitas mendongengkan anak, salah satunya adalah meluangkan waktu secara rutin. "Kemudian adalah memilih buku, pemilihan bukunya lebih bervariasi," kata Ike, Selasa (28/11/2023).
Dalam memilih buku dongeng, kata Ike, orang tua dapat memilih cerita yang mengandung berbagai nilai-nilai kehidupan ataupun jenis cerita yang beragam. Dia mencontohkan bahwa cerita sejarah seperti kisah kemerdekaan juga bisa disampaikan melalui dongeng dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak.
"Jadi orang tua bisa memilih aneka tema di dalam buku itu. Jadi, bukan hanya tentang binatang atau dongeng fantasi seperti Cinderella saja yang diceritakan," kata Ike.
Ike mengatakan bahwa hal lain yang perlu diperhatikan orang tua dalam mendongeng adalah melibatkan aspek imajinasi anak dan menekankan aspek sosial.
"Saya lihat orang tua dalam mendongeng misalnya menjelaskan tikus kakinya berapa atau warnanya apa, itu kognitif ya. Tetapi, juga akan lebih bagus menyampaikan aspek sosial juga seperti misalnya bilang 'oh, lihat, tikusnya lagi tersenyum kira-kira perasaan yang dirasakan apa ya?'," kata Ike.
Mendongeng, kata Ike, merupakan kebiasaan baik yang sebaiknya perlu disempatkan oleh orang tua. Kegiatan mendongeng untuk anak prasekolah memiliki banyak manfaat, salah satunya membangun kedekatan antara anak dan orang tua secara fisik dan emosi.
Melalui aktivitas mendongeng, anak akan memperoleh perbendaharaan kata baru dan memperoleh lebih banyak pengetahuan sehingga berdampak terhadap perkembangan kognitifnya. "Anak yang sejak kecil sudah diberikan dongeng itu secara tidak langsung diajarkan bahwa ada hal yang menarik di dalam buku. Jadi, kecintaan terhadap buku itu juga akan berkembang," kata Ike.
Melalui mendongeng, kognisi sosial anak juga dapat terstimulus sehingga anak akan belajar soal moral dan nilai kehidupan dari sebuah cerita.
"Satu lagi, saat mendongeng itu anak belajar untuk memusatkan perhatian. Jadi, konsentrasi dan kemampuan anak untuk mendengarkan jadi terasah," ujar Ike.