REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Gencatan senjata telah berlangsung antara Hamas dan Israel sejak Jumat (24/11/2024). Namun, Israel tetap membatasi bahan bakar memasuki Gaza.
“Pembatasan Israel pada pasokan bahan bakar ke Gaza menghambat pengiriman bantuan dan akses kemanusiaan yang diperlukan berdasarkan resolusi PBB,” kata seorang komisaris Uni Eropa, Janez Lenarcic, dilansir dari New Arab, Selasa (28/11/2023).
"Kami menyerukan peningkatan pasokan bahan bakar ke jalur (Gaza)," kata Lenarcic kepada wartawan di Brussels.
"Akses kemanusiaan harus didasarkan pada kebutuhan dan bukan pada beberapa pembatasan," katanya.
Lenarcic mengatakan pengiriman bantuan ke Gaza menghadapi dua kemacetan. Salah satunya adalah bahwa truk yang perlu memasuki Gaza melalui persimpangan Rafah dengan Mesir, satu-satunya pintu masuk yang tidak masuk ke wilayah Israel, harus menjalani penyaringan pada titik 90 menit berkendara.
Yang lainnya adalah bahwa Israel hanya mengizinkan jumlah bahan bakar yang terbatas untuk masuk ke Gaza yang "masih tidak cukup untuk kebutuhan" wilayah tersebut.
Komisaris Uni Eropa mengatakan, Brussels menyerukan peningkatan kapasitas penyaringan truk, dan lebih banyak bahan bakar diizinkan masuk.
Bahan bakar, kata dia, sangat penting untuk operasi kemanusiaan, rumah sakit, stasiun air, pabrik desalinasi, pompa air dan toko roti.
"Jumlah yang ada untuk saat ini memasuki harian tidak cukup untuk semua ini," katanya.
Lenarcic menekankan, bahwa resolusi Dewan Keamanan PBB yang diadopsi pada 16 November mengikat semua pihak, mengharuskan mereka untuk mengizinkan akses tanpa hambatan untuk makanan, air, obat-obatan, bahan bakar, dan barang-barang penting lainnya untuk mencapai Gaza.
Sumber:
https://www.newarab.com/news/more-captives-be-freed-after-gaza-truce-extended?blockId=block_13187