REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia masih kekurangan guru hingga 781 ribu orang berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi pada 2022. Ketersediaan guru hingga saat ini masih menjadi masalah di sektor pendidikan.
Kondisi itu diperparah dengan penyebaran guru yang tidak merata di setiap wilayah, apalagi di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T). Selain itu, Kemendikbudristek juga mencatat, masih ada 288 kecamatan di Indonesia yang tidak memiliki SMP dan 681 kecamatan tak punya SMA.
Bukan hanya dari sisi jumlah guru dan sekolah, isu krusial pendidikan nasional lainnya adalah kualitas dan kompetensi tenaga pengajarnya yang juga harus diperhatikan. Odysee Education pun sadar bahwa permasalahan kualitas pendidikan bukan hanya tugas pemerintah.
Oleh karena itu, Odysee coba membantu mencarikan solusi permasalahan tersebut, terutama dalam peningkatan jumlah, pengembangan kompetensi dan profesionalitas guru. Untuk kepentingan itu, bertepatan dengan peringatan Hari Guru Nasional dan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-14 Ikatan Guru Indonesia 2023, Odysee Education menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dengan Ikatan Guru Indonesia (IGI).
Melalui kerja sama ini, diharapkan Odysee Education dapat membantu hampir 200 ribu anggota IGI dalam mengembangkan kompetensi dan meningkatkan kualifikasinya melalui platform digital Odysee Education. Perjanjian kerja sama ini bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh dari segi pengajarnya.
CEO Odysee Education, Benedict Christiano Alfin mengungkapkan, sebagai institusi yang berfokus pada pendidikan selama 30 tahun, konsultan Odysee telah membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Tanah Air. Mendirikan dan memimpin sekolah-sekolah di Indonesia dan membantu meningkatkan mutu pendidikan melalui sistem manajemen sekolah.
"Sebagai konsultan manajemen sekolah, kami merasakan sendiri kesulitan dalam mendapatkan tenaga pendidik yang sesuai dengan kompetensi dan kebutuhan sekolah. Berdasarkan data statistik yang kami miliki, Indonesia diprediksi akan kekurangan guru hingga 1,3 juta orang pada 2024 karena banyaknya guru pensiun," ujar Alfin.
Deputi Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia, Jasmansyah, mengapresiasi terjalinnya kerja sama ini. "Tentu saja kita sangat berharap, kerja sama ini bisa menghasilkan hal yang positif, terutama untuk pengembangan kualitas guru dan pendidikan di Indonesia," ujarnya.
Pada tahun ini, peringatan Hari Guru Nasional dan Hari Ulang Tahun Ke-14 IGI mengambil tema "Harmoni Guru Indonesia: Belajar, Bergerak, Berkarya, dan Berdampak". Pada momen ini, IGI menyelenggarakan berbagai kegiatan lomba, perayaan, penganugerahan dan pameran pendidikan, kebudayaan dan kewirausahaan. Kegiatan ini sebagai bentuk apresiasi kinerja para guru sehingga diharapkan dapat memotivasinya.