Rabu 29 Nov 2023 15:47 WIB

Jenderal Maruli: Pembentukan Kodam di Seluruh Provinsi Masih Dikaji

KSAD masih mengkaji pembentukan kodam di semua provinsi karena terkait biaya.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Erik Purnama Putra
Jenderal Maruli Simanjuntak dilantik Presiden Jokowi menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (29/11/2023).
Foto: Republika/Dessy Suciati Saputri
Jenderal Maruli Simanjuntak dilantik Presiden Jokowi menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (29/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyebutkan, pihaknya masih akan mengkaji rencana untuk membentuk komando daerah militer (kodam) di seluruh provinsi. Hal itu disampaikannya usai dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (29/11/2023).

"Masih, masih (dikaji). Masih progres," kata Maruli usai dilantik Presiden Jokowi.

Baca Juga

Dia menyampaikan, akan melihat status daerah sebelum membentuk kodam. Maruli kemudian mencontohkan saat ini, ada dua kodam di Pulau Kalimantan dan akan mempelajari apakah pembentukan kodam baru diperlukan.

"Kita lihat kepentingannya ya. Dan sebetulnya kan tahun berapa terakhir itu Kalimantan jadi dua. Di mana nanti kepentingan provinsi tersebut apakah masih bisa terhandel dengan dua, tiga provinsi dengan satu kodam dan sebagainya. Kita akan pelajari," jelas eks panglima Kostrad tersebut.

Selanjutnya, Maruli menyebutkan, hal itu akan dipelajari karena pembentukan kodam baru juga membutuhkan biaya dan mempertimbangkan berbagai dinamika lainnya. "Karena membentuk seperti itu selain cost juga dinamika-dinamika kita harus perlu pelajari lagi, perlu waktu lah " ucap Maruli.

Saat ini, Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad) baru memiliki 15 kodam. Dengan total 38 provinsi di Indonesia, akan terbentuk 23 kodam baru. Rencana TNI Angkatan Darat (AD) membentuk kodam di seluruh provinsi sempat dikritik Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri yang menilai, tidak ada keperluan mendesak untuk membentuk kodam di setiap provinsi di Tanah Air.

Adapun Mabesad tidak benar-benar membangun kodam baru. Mereka memilih menaikkan komando resor militer (korem) tipe A yang sudah ada di ibu kota provinsi untuk diubah menjadi kodam.

"Kalau Angkatan Darat mau bikin lagi kodam, itu saya suka ingat kodam mau dibuat di setiap tempat. Ini nggak ada perang, apa kita mau perang? Kan enggak, gimana caranya hindari perang. Sudah jangan mau-maunya sendiri, memperkaya sendiri, udah berhenti dah," kata Megawati saat berpidato di gedung Lemhannas, Jakarta Pusat, Sabtu (20/5/2023).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement