REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Para menteri luar negeri negara-negara G7 mendukung jeda kemanusiaan di Jalur Gaza diperpanjang dan menekankan perlunya melindungi warga sipil.
Melalui pernyataan bersama, para menteri luar negeri G7 mengatakan setiap upaya harus dilakukan untuk memastikan dukungan kemanusiaan bagi warga sipil, termasuk pasokan makanan, air, bahan bakar dan obat-obatan.
“Kami mendukung perpanjangan lebih jauh jeda (kemanusiaan) ini dan jeda ke depannya jika diperlukan agar bantuan bertambah dan untuk memfasilitasi pembebasan semua tawanan," kata para menteri luar negeri Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris dan AS serta kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell.
Mereka menyebut perpanjangan jeda kemanusiaan sebagai “langkah penting untuk memulangkan semua tawanan yang tersisa dan untuk menangani seluruh krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza."
Menekankan pentingnya perlindungan warga sipil dan kepatuhan terhadap hukum internasional, para menteri luar negeri menandaskan, "Kami tetap berpegang teguh kepada komitmen kami untuk bekerja sama dengan semua mitra di kawasan guna mencegah konflik semakin meningkat."
Mereka juga menyatakan komitmen untuk solusi dua negara dalam konflik Israel dan Palestina.
Pada Senin malam, Qatar mengumumkan perjanjian memperpanjang jeda kemanusiaan selama dua hari lagi, di mana pertukaran tahanan akan kembali dilakukan.
Israel melancarkan serangan besar-besaran di Jalur Gaza setelah Hamas menyerang mereka pada 7 Oktober.
Serangan menewaskan lebih dari 15.000 orang, termasuk 6.150 anak dan 4.000 perempuan. Di pihak Israel sendiri, 1.200 nyawa melayang.