REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Massa dari berbagai serikat buruh/pekerja terus melakukan aksi unjuk rasa beberapa hari terakhir untuk mengawal penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) 2024. Aksi massa buruh ini berlangsung di sejumlah lokasi, antara lain di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar).

Pada Kamis (30/11/2023) ini, aksi unjuk rasa masih berlangsung, di mana massa buruh menuntut kenaikan UMK 2024. Hari ini rencananya dilakukan penetapan UMK 27 kabupaten/kota wilayah Jabar. Dikabarkan Penjabat (Pj) Gubernur Jabar Bey Machmudin akan menemui perwakilan massa buruh.

“Puluhan ribu buruh di Jabar dari berbagai serikat akan masuk ke sini (lokasi aksi depan Gedung Sate). Hari ini buruh juga melakukan mogok. Pj Gubernur katanya mau menemui kami,” kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (DPD KSPSI) Provinsi Jabar Roy Jinto kepada wartawan di Gedung Sate. 

Selain aksi di Gedung Sate, Roy mengatakan, massa buruh juga melakukan unjuk rasa di daerah masing-masing untuk menuntut kenaikan UMK. Menurut dia, buruh di Jabar sepakat menolak penetapan UMK 2024 yang menggunakan formula Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 51 Tahun 2023 tentang Perubahan atas PP Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.

“Kalau tetap menggunakan PP 51, kami enggak tahu buruh akan mengambil jalan apa. Apakah melakukan penutupan tol? Saya enggak tahu. Tapi, buruh akan marah dan mogok lanjutan,” kata Roy.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jabar Teppy Wawan Dharmawan mengatakan, Pj Gubernur Bey Machmudin akan menemui perwakilan buruh hari ini di Gedung Sate (Gesat). “Ya, benar, Pak Pj akan terima perwakilannya di Gesat. Kalau untuk waktu penetapan UMK 2024 saya belum bisa pastikan, tapi memang harusnya hari ini batasnya,” kata Teppy.

Ikuti Whatsapp Channel Republika