REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cara tradisional tampaknya tidak terlalu efektif dalam mengomunikasikan dampak perubahan iklim, demikian menurut studi terbaru. Para peneliti dari berbagai universitas global berusaha mengomunikasikan perubahan iklim dengan menunjukkan simulasi virtual 3D dari gelombang badai kepada sampel yang representatif dari 1.507 penduduk Hong Kong.
Menurut Terry van Gevelt, salah satu peneliti yang juga Asisten Profesor Keberlanjutan Perkotaan di Singapore Management University, simulasi itu bertujuan untuk melihat apakah hal tersebut dapat mengubah perilaku dan sikap masyarakat terhadap perubahan iklim.
"Metode komunikasi tradisional tampaknya tidak terlalu efektif dalam mengurangi jarak psikologis perubahan iklim kepada orang kebanyakan atau pembuat kebijakan, sehingga kami tertarik untuk menguji berbagai pendekatan baru atau non-tradisional. Ini adalah bagian pertama dari proyek yang kami putuskan untuk diuji coba untuk melihat apa yang akan terjadi,” jelas Gevelt seperti dilansir Phys, Kamis (30/11/2023).
Jarak psikologis mengacu pada seberapa penting suatu peristiwa bagi seseorang. Semakin besar jarak psikologisnya, maka semakin tidak penting peristiwa itu di mata masyarakat atau penentu kebijakan.