Jumat 01 Dec 2023 18:50 WIB

Update Merapi: BPPTKG Laporkan tak Ada Aliran Lahar Dingin

BPPTKG mencatat terjadi dua kali awan panas guguran ke arah selatan dan barat daya.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Karta Raharja Ucu
Dalam sepekan terakhir terjadi hujan di kawasan Gunung Merapi berdasarkan pengamatan pada 24-30 November 2023.
Foto: Antara Foto/Hendra Nurdiyansyah
Dalam sepekan terakhir terjadi hujan di kawasan Gunung Merapi berdasarkan pengamatan pada 24-30 November 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan dalam sepekan terakhir terjadi hujan di kawasan Gunung Merapi berdasarkan pengamatan pada 24-30 November 2023. Meski begitu, tidak ada aliran lahar dingin di sungai-sungai yang berhulu di Merapi.

Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso mengatakan, hujan terjadi pada 30 November 2023 di Pos Pengamanan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 132 milimeter per jam. Hujan tersebut terjadi selama kurang lebih 25 menit.

"Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," kata Agus, Jumat (1/12/2023).

Dalam sepekan terakhir, BPPTKG juga mencatat terjadi dua kali awan panas guguran (APG) ke arah selatan dan barat daya. Ke arah selatan, kata Agus, mengarah hulu Kali Boyong dengan estimasi jarak luncur sejauh 1.500 meter.

"Ke arah barat daya mengarah ke hulu Kali Bebeng dengan estimasi jarak luncur sejauh 2.000 meter," ucap Agus.

Selain itu, BPPTKG juga mengamati bahwa terjadi guguran lava sebanyak 97 kali ke arah selatan dan barat daya, yakni meliputi 20 kali ke hulu Kali Boyong sejauh maksimal 1.500 meter, dan 77 kali ke hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1.800 meter.

"Suara guguran terdengar 25 kali dari Pos (Pengamatan Merapi) Kaliurang dan (Pos Pengamatan Merapi) Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang," jelasnya.

Terkait dengan kegempaan Gunung Merapi, selama sepekan terakhir tercatat dua kali gempa awan panas guguran (APG). BPPTKG juga mencatat terjadi delapan kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 1.592 kali gempa Fase Banyak (MP), Dua kali gempa Frekuensi Rendah (LF), 980 kali gempa Guguran (RF), dan lima kali gempa Tektonik (TT).

Dari pengamatan tersebut, gempa Fase Banyak (MP) tercatat paling banyak terjadi selama sepekan terakhir. Hal ini menandakan adanya kenaikan aktivitas magmatik.

"Intensitas kegempaan minggu ini masih tinggi, terutama gempa MP yang mengindikasikan adanya kenaikan aktivitas magmatik di kedalaman kurang dari 1,5 kilometer dari puncak," ungkap Agus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement