REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Allah SWT memberikan argumentasi kepada orang-orang kafir termasuk Yahudi dengan berbagai perkara, termasuk nyamuk.
Seringkali manusia tak memperhatikan hal-hal yang kecil padahal pada perkara yang kecil itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah SWT dan hikmah bagi orang-orang yang berpikir. Nyamuk, adalah salah satu makhluk Allah ta'ala yang kecil. Allah SWT berfirman:
۞ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَسْتَحْيٖٓ اَنْ يَّضْرِبَ مَثَلًا مَّا بَعُوْضَةً فَمَا فَوْقَهَا ۗ فَاَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا فَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۚ وَاَمَّا الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَيَقُوْلُوْنَ مَاذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِهٰذَا مَثَلًا ۘ يُضِلُّ بِهٖ كَثِيْرًا وَّيَهْدِيْ بِهٖ كَثِيْرًا ۗ وَمَا يُضِلُّ بِهٖٓ اِلَّا الْفٰسِقِيْنَۙ
“Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil daripada itu.Adapun orang-orang yang beriman mengetahui bahwa itu kebenaran dari Tuhannya. Akan tetapi, orang-orang kafir berkata, “Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini?” Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang disesatkan-Nya. Dengan itu pula banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Namun, tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu, selain orang-orang fasik.” (QS al-Baqarah ayat 26). Berikut ini sejumlah fakta seputar nyamuk sebagaimana disebutkan dalam ayat tersebut:
Menurut Ibnu Abbas, ayat 26 surat Al Baqarah diturunkan berhubungan dengan tuduhan orang Yahudi bahwa perumpamaan yang ada dalam Alquran itu tidak mempunyai nilai yang berarti, karena dalam perumpamaan itu disebut sesuatu yang tidak berarti bahkan termasuk binatang kecil lagi hina, seperti zubab yang berarti lalat (al-Hajj ayat 73) dan ankabut yang berarti laba-laba (al-‘Ankabut ayat 41).
Tetapi seandainya orang Yahudi itu mengetahui maksud perumpamaan itu, tentu mereka akan menyatakan bahwa perumpamaan-perumpamaan yang ada dalam Alquran merupakan perumpamaan yang tepat dan benar seperti pada al-Ankabut ayat 41:
مَثَلُ الَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَوْلِيَاۤءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوْتِۚ اِتَّخَذَتْ بَيْتًاۗ وَاِنَّ اَوْهَنَ الْبُيُوْتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَببُوْتِۘ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ ٤١ (العنكبوت)
Artinya: “Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, kalau mereka mengetahui.” (QS al-Ankabut 41)
Pada ayat ini orang musyrik disamakan dengan laba-laba, iman mereka terhadap apa yang mereka sembah disamakan dengan sarang laba-laba yang rapuh yang mereka jadikan sebagai tempat berlindung dari segala bahaya. Padahal sedikit saja kena angin sarang itu akan rusak dan hancur.
Dalam membuat perumpamaan bagi Allah SWT tidak ada perbedaan antara yang kecil dan besar, hina dan murka, semua adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Yang penting ialah perumpamaan itu mencapai tujuannya. Dengan turunnya ayat ini, ternyata tuduhan orang Yahudi itu tidak mempunyai alasan yang kuat.
Adapun orang-orang mukmin hati mereka telah dipenuhi taufik dan hidayah Allah SWT dan mereka mengetahui bahwa perumpamaan-perumpamaan itu adalah dari Allah SWT, tetapi orang-orang kafir mengingkarinya bahkan mereka tercengang mendengar perumpamaan-perumpamaan itu, orang-orang kafir dan munafik itu bertambah sombong dan ingkar karenanya.
Allah menyesatkan orang-orang kafir dan munafik dengan membiarkan mereka memilih jalan kesesatan sesudah diterangkan kepada mereka jalan kebenaran.
Baca juga: Penjelasan Alquran Mengapa Bangsa Yahudi Kerap Membuat Kekacauan
Oleh karena mereka ingkar dan tidak mau memahami dan memikirkan petunjuk-petunjuk Allah SWT, mereka mengikuti jalan-jalan yang tidak diridai-Nya. Akibatnya mereka ditimpa azab yang pedih, karena kefasikan mereka.
Orang-orang yang tidak menggunakan pikiran dan ilmu pengetahuan terhadap perumpamaan yang diberikan Allah SWT, mereka menghadapinya dengan angkuh yang menyebabkan mereka bertambah sesat.
Mereka tidak mendapat petunjuk dan menjadi sesat karena kefasikannya. Sebaliknya, orang-orang yang iman di dalam hatinya, mempergunakan akal dan pikirannya, akan mendapat petunjuk dari perumpamaan-perumpamaan itu.