REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyampaikan berdasarkan hasil pengamatan, analisis data visual maupun instrumental, status Gunung Marapi di Sumatra Barat masih berstarus tetap pada level II atau Waspada. Status tersebut ditetapkan oleh Badan Geologi dalam pernyataannya pada Ahad (3/12/2023) petang pukul 18.00 WIB.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Hendra Gunawan, menyatakan, masyarakat maupun wisatawan di sekitar Gunung Marapi tidak boleh melakukan kegiatan atau mendekati gunung pada radius tiga kilometer dari kawah atau puncak. Selain itu, masyarakat di sekitar Gunung Marapi juga diharapkan untuk tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu tentang letusan Gunung Marapi.
“Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah,” kata Hendra.
Bila terjadi hujan abu, masyarakat diimbau untuk memakai masker bila keluar rumah demi mengurangi dampak abu vulkanik. Di sisi lain, juga diimbau mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh.
Hendra memastikan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan BNPB, BPBD Sumatra Barat, BPBD Kabupaten Agam, serta BPBD Tanah Datar untuk menyampaikan informasi terkini Gunung Marapi.
Gunung api Marapi terletak di wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat. Aktivitas vulkanik terjadi pada awal 2023 yang didominasi oleh erupsi eksplosif yang berlangsung sejak 7 Januari-20 Februari 2023 dengan tinggi kolom erupsi berkisar 75-1.000 meter dari puncak.
Pada 3 Desember 2023 pukul 14.54 WIB, terjadi erupsi dengan tinggi kolom abu sekitar 3.000 meter di atas puncak 5.891 meter di atas permukaan laut. Erupsi tersebut juga disertai dengan adanya aliran piroklasik ke arah utara dengan jarak luncur 3 kilometer.