REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Viral di media sosial soal cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, yang salah menyebut asam sulfat untuk gizi ibu hamil. Seharusnya, maksud dari Wali Kota Solo itu adalah asam folat, sejenis vitamin B kompleks yang perlu dicukupi dengan baik oleh ibu hamil.
"Lalu ketika hamil harus dicek, misalnya asam sulfat, yodiumnya terpenuhi nggak," kata Gibran pada acara Diskusi Ekonomi Kreatif yang digelar di Jakarta Selatan, Ahad (3/12/2023).
Namun setelah viral, Gibran kemudian mengoreksi kesalahannya satu hari kemudian. Dalam salah satu program yang diusungnya, putra Presiden RI Jokowidodo itu memang menyertakan pengentasan stunting.
Sebenarnya apa itu asam sulfat?
Asam sulfat diketahui merupakan sejenis bahan kimia, umumnya digunakan untuk pembuatan baterai, atau bisa menjadi bahan baku proses pembuatan pupuk
Dikutip dari Medicine Net, Selasa (5/12/2023), sulfat adalah garam yang terbentuk ketika asam sulfat bereaksi dengan bahan kimia lain. Ini adalah istilah luas yang digunakan untuk menggambarkan dua bahan kimia utama berbasis sulfat sintetis, yaitu sodium lauryl sulfate (SLS) dan sodium laureth sulfate (SLES). Itu dihasilkan dari minyak bumi dan sumber tanaman seperti kelapa dan minyak sawit.
Bahan ini biasanya ditemukan dalam produk pembersih dan produk perawatan pribadi seperti sampo sejak tahun 1930-an. Sulfat dapat menarik minyak dan air.
Karena sifat ini, bahan ini dapat menempel pada air dan minyak/kotoran, sehingga mengangkatnya dari rambut, kulit, dan permukaan. Sulfat bertindak sebagai surfaktan atau zat yang mengurangi tegangan permukaan cairan seperti minyak dan air, sehingga membuatnya lebih mudah menyebar.
Kegunaan utama SLS dan SLES adalah untuk menghasilkan busa dan menghilangkan minyak dan kotoran. Busanya juga memberikan kesan daya pembersih yang lebih kuat.
Sulfat bisa ditemukan pada sabun cair, deterjen (laundry dan piring), shampo, pasta gigi, pupuk hingga pestisida
Apakah sulfat aman?
Tidak ada bukti sodium lauryl sulfate (SLS) dan sodium laureth sulfate (SLES) dikaitkan dengan kanker, infertilitas, kelainan perkembangan, dan penyakit lainnya; karenanya, sulfat tidak terlalu tidak aman atau berbahaya. Namun banyak kontroversi mengenai produk sulfat karena dampaknya terhadap kulit, rambut, dan lingkungan. Senyawa ini perlahan-lahan dapat menumpuk di dalam tubuh jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama, namun jumlahnya biasanya minimal dan tidak menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Risiko penggunaan produk dengan SLS dan SLES antara lain: Penggunaan produk yang mengandung SLS dan SLES menyebabkan iritasi pada kulit, mata, mulut, dan paru-paru. Ini menyebabkan pori-pori tersumbat dan jerawat pada orang dengan kulit sensitif.
Rambut kusam, kering, dan rusak karena senyawa sulfat menghilangkan minyak alami pada rambut. Efeknya bisa menyebabkan reaksi alergi, dalam hal ini produk yang mengandung produk tersebut harus dihindari.
Senyawa sulfat berdampak negatif terhadap lingkungan. Senyawa sulfat dibuat dari minyak sawit, yang menyebabkan hutan hujan tropis dirusak untuk perkebunan pohon palem. Produk sulfat yang terbawa ke saluran pembuangan dapat menjadi racun bagi hewan.
Sulfat juga berasal dari minyak bumi. Produk minyak bumi dikaitkan dengan perubahan iklim, polusi, dan gas rumah kaca.
Produk sulfat diuji pada hewan untuk menentukan persentase yang tepat untuk digunakan pada produk manusia. Senyawa ini dapat menimbulkan efek samping yang serius pada hewan, menyebabkan kerusakan kulit, mata, dan paru-paru.
Haruskah Anda berhenti menggunakan produk sulfat?
Memutuskan untuk menggunakan produk bebas sulfat bergantung pada masing-masing individu. Pengaruh sulfat pada kulit dan rambut sering kali bergantung pada merek dan produsen karena semua sumber tidak sama. Busa yang dihasilkan produk sulfat memberikan kesan bersih, tetapi produk bebas sulfat juga efektif membersihkan kulit dan rambut.
Produk bebas sulfat juga lebih baik bagi lingkungan. Produk bebas sulfat umumnya juga dihargai lebih tinggi. Oleh karena itu, jika dirasa nyaman bagi individu, mereka dapat mencoba beralih ke produk bebas sulfat.
Sumber:
https://www.medicinenet.com/what_is_sulfate_used_for/article.htm#