REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Presiden Iran Ebrahim Raisi optimistis Palestina dapat memenangkan pertempuran melawan Israel. Hal itu disampaikan saat militer Israel memulai fase pertempuran baru di wilayah selatan Jalur Gaza.
Raisi meyakini pembunuhan terhadap anak-anak dan perempuan di Gaza akan mengakhiri kekuasaan Israel. “Insya Allah kita akan menyaksikan kemenangan Palestina dan kehancuran Israel serta pemerintahan palsunya,” ujar Raisi saat berpidato di parlemen Iran, Selasa (5/12/2023).
Sementara itu Israel mengungkapkan, saat ini pertempuran mereka di Gaza sudah memasuki tahap kedua. “Kami sedang melanjutkan ke tahap kedua sekarang. Tahap kedua yang akan sulit secara militer,” kata juru bicara Pemerintah Israel, Eylon Levy, dalam pengarahan pada Selasa.
Pada Senin lalu, militer Israel membantah tudingan yang menyebutnya berupaya mengusir penduduk Palestina keluar dari Jalur Gaza. Hal itu terkait dengan diintensifkannya serangan ke wilayah selatan Gaza yang menjadi tempat penduduk sipil mengungsi. “Kami tidak mencoba untuk menggusur siapa pun, kami tidak mencoba untuk memindahkan siapa pun dari mana pun secara permanen,” ujar Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Jonathan Conricus, dikutip laman Al Arabiya.
“Kami telah meminta warga sipil untuk mengevakuasi diri dari medan perang dan kami telah menyediakan zona kemanusiaan yang ditunjuk di dalam Jalur Gaza,” tambah Conricus merujuk pada wilayah pesisir kecil bernama Al Mawasi.
Saat pertempuran antara pasukan Israel dan Hamas berlangsung di wilayah utara, lebih dari 1 juta penduduk mengungsi ke wilayah selatan Gaza. Militer Israel mengklaim, pertempurannya di utara sudah hampir usai. Oleh sebab itu, mereka beralih ke wilayah selatan.
Hingga Senin lalu, jumlah warga Gaza yang telah terbunuh akibat agresi Israel telah mencapai sedikitnya 15.900 jiwa. Sementara korban luka melampaui 41 ribu orang. Angka itu dihitung sejak dimulainya agresi Israel pada 7 Oktober 2023.